Editor: Hawa Riyatin Zahra
Ilustrasi penggunaan second account atau akun kedua (Sumber: google) |
Rencang.id – Di era digital, media sosial bukan lagi sekadar platform untuk berbagi cerita, tetapi juga menjadi tempat untuk menunjukkan sisi diri yang berbeda. Tidak heran jika anak muda masa kini hampir semua memiliki second account atau akun kedua.
Di balik akun utama yang terlihat “sempurna”, fenomena second account ini justru memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri dengan lebih bebas dan apa adanya.
Kehadiran second account atau akun kedua ini biasanya digunakan untuk membagikan momen yang lebih pribadi seperti keseharian dengan keluarga, teman, atau pasangan.
Biasanya orang-orang akan mengunci akun keduanya (privat) dan hanya membukanya untuk orang tertentu saja yang mereka rasa memiliki kedekatan personal. Sehingga, keberadaan second account ini tidak hanya menjadi tempat untuk bercerita, tetapi juga untuk menyimpan momen dan memori dengan tetap menjaga privasi.
Orang-orang akan cenderung menjaga image pada akun utama, sedangkan pada akun kedua mereka akan lebih bebas dan lebih leluasa mengekpresikan diri tanpa takut dihakimi.
Bagi sebagian mahasiswa, second account atau akun kedua adalah tempat “aman” untuk berbagi pikiran mereka, berbagi hal-hal yang pribadi, dan memberikan opini yang mungkin dianggap tidak pantas untuk disampaikan di akun utama.
Dyah Ayu, mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran (KPI) angkatan 2022, mengakui jika second account-nya menjadi tempat untuk menuangkan pemikiran pribadi tanpa khawatir dinilai berlebihan oleh orang lain.
“Second account bisa menjadi ruang buat curhat tanpa harus merasa dihakimi oleh orang lain, kenapa begitu? Karena second account isinya adalah orang-orang terdekat jadi sebisa mungkin mereka pasti sudah mengerti karakter kita,” ujar Dyah.
Bagi Dyah second account menjadi ruang bebas untuk mengekspresikan diri tanpa batasan.
“Alasan membuat second account yang pertama adalah untuk arsip agar galeri tidak terlalu penuh. Kedua, sebagai tempat untuk mengekspresikan perasaan, terutama saat sedang galau atau alay. Hal ini karena di akun utama biasanya lebih menjaga image atau citra diri,” ungkap Amelia, mahasiswi KPI angkatan 2022.
Amelia lebih memanfaatkan second account-nya untuk menunjukkan sisi lain dari dirinya sendiri yang tidak ia tampilkan di akun utama.
Bagi mahasiswi seperti Dyah dan Amelia, second account bukan hanya akun tambahan, tetapi juga tempat di mana mereka bisa berekspresi, dan merasa aman untuk menjadi diri sendiri.
Second account atau akun kedua ini, meskipun terlihat remeh, tetapi menunjukkan betapa pentingnya kebebasan bagi generasi muda untuk menunjukkan sisi asli mereka di tengah tekanan sosial yang tak terhindarkan.