Ramainya Kasus Pelecehan Seksual, DEMA FUD Berikan 4 Rekomendasi untuk Kampus

Reporter: Miftah Nur Faizin
Editor: Nilna Qurrota Sukma Perwira

Lingkar Diskusi yang diadakan DEMA FUD dilapangan UIN Raden Mas Said, Selasa (5/11/2024). (Sumber: Istimewa)

Rencang.id - Dalam upaya merespons banyaknya kasus pelecehan seksual yang menjadi sorotan publik, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta mengadakan Lingkar Diskusi bertema “Menantang untuk Berbagi Cerita Tentang Para Bedebah” pada Selasa (05/11/2024).

Alasan diadakannya Lingkar Diskusi karena viralnya postingan video dari akun Instagram @ruang_sambattt yang menarik perhatian masyarakat luas, serta memicu respon negatif tentang urgensi perlindungan dan edukasi isu pelecehan seksual.

Diskusi ini turut dihadiri oleh Senat Mahasiswa (SEMA), Komunitas Lekra, dan mahasiswa umum yang memberikan sudut pandang serta masukan untuk memperdalam diskusi.

Ahmad Taufiq, Ketua DEMA FUD, menyoroti salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan pelecehan seksual di lingkungan kampus. “Salah satu faktornya adalah kampus sendiri, ibaratnya kampus buka sampai larut malam, sedangkan di beberapa titik, tertentu kondisi tempatnya gelap sehingga bisa berpeluang untuk orang-orang berbuat kejahatan,” ujarnya.

Dalam diskusi ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk kampus sebagai berikut.

1. Menegaskan kembali jam malam untuk keluar masuk kampus

Aturan jam malam yang tidak jelas memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa menyalahgunakan kesempatan, sehingga peluang terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan meningkat. Dengan ditegaskannya jam malam di kampus, menjadi salah satu cara meminimaliris tindakan yang tidak diinginkan.

2. Memberi penerangan di area-area yang gelap

Penerangan yang cukup membuat segala macam aktivitas dapat terpantau oleh publik. Kondisi area yang gelap dan tidak terpantau publik menjadi pemicu terjadinya tindakan yang tidak diinginkan.

3. Pemasangan CCTV di berbagai area yang rawan

Kurangnya CCTV yang ada di kampus membuat orang-orang yang melakukan tindakan kriminal itu merasa aman, karena tidak ada yang merekam atau mengawasi tindakannya. Oleh karena itu pemasangan CCTV di area yang sulit terjangkau mata sangatlah penting.

4. Mengadakan sosialisasi terkait alur pelaporan tindakan pelecehan seksual

Lembaga-lembaga dalam kampus yang menaungi pelecehan seksual, perlu memberikan sosialisasi lebih kepada mahasiswa terkait penanganan pelecehan seksual. Agar setiap mahasiswa tahu bagaimana alur pelaporan ketika menjadi korban ataupun saksi perilaku pelecehan seksual.

Pelaku berani melakukan tindakan menyimpang di kampus karena ada kesempatan, seperti kurangnya pengawasan pada malam hari, area kampus yang gelap, dan aturan jam malam yang tidak konsisten.

Situasi ini memberi celah bagi pelaku yang merasa aman dari pengawasan orang lain untuk berbuat hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika rekomendasi itu bisa dilaksanakan, itu akan mengurangi kesempatan pelaku berbuat hal yang tidak diinginkan.

“Dengan adanya rekomendasi-rekomendasi ini, diharapkan kampus kita menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua penghuninya,” ujar Taufiq.

Flayer Lingkar Diskusi Pelecehan Seksual yang dilaksanakan Selasa (5/11/2024).

Lebih baru Lebih lama