Editor: Najla Firishta
Ilustrasi
seorang wanita sedang memegang uang dengan catatan keuangan di depannya.
(Sumber: Shutterstock) |
Rencang.id – Hidup sendiri di kota orang bukanlah hal yang mudah bagi
sebagian orang. Namun, hal ini harus tetap dilakukan demi mengejar cita-cita
dan impian. Tak hanya melatih kemandirian, menjadi anak kos juga melatih seseorang
dalam mengatur keuangan.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri, di mana kita harus memikirkan
cara untuk bertahan hidup sampai akhir bulan dengan uang yang pas-pasan. Belum
lagi jika ada kebutuhan mendadak.
Nah, berikut ini ada beberapa cerita dan tips dari mahasiswa rantau
UIN Surakarta untuk mengatur keuangan agar tetap stabil sampai akhir bulan.
1.
Mengontrol Diri
untuk Tidak Nongkrong Sana-sini
Nabila, mahasiswi KPI UIN Raden Mas Said Surakarta mengungkapkan
sebuah tips mengatur keuangan selama dia menjadi anak kos. Menurutnya
mengontrol diri adalah kunci.
“Mengontrol diri sih. Tapi namanya mahasiswa pasti ada aja
godaannya, jajanlah, nongkrong, atau main. Jadi harus pinter-pinter kontrol
diri. Kalau nggak banyak jajan, nggak banyak nongki kan jadi
lebih hemat,” ungkapnya.
Selain itu, memasak makanan sendiri bisa menjadi solusi untuk
menghemat keuangan bagi anak kos.
“Masak sendiri beneran jadi lebih hemat. Kalau masak sendiri paling
beli bahan-bahannya saja, itupun nggak lebih dari 10 ribu. Sekali masak bisa
buat makan sampai dua hari,” lanjutnya.
Mahasiswi asal Ngawi, Jawa Timur itu juga mengatakan perlu untuk
menyiapkan dana darurat bagi anak kos.
“Dana darurat ada. Misal dikasih orang tua 500 ribu, nanti disimpan
dulu 100 ribu, sisa 400 ribu buat uang bulanan. Pokoknya gimana aja caranya
biar 400 ribu itu cukup untuk sebulan. Baru kalau nggak cukup nanti ambil dari
dana darurat 100 ribu tadi,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta
lainnya. Hafidh, mahasiswa asal Bekasi, Jawa Barat yang sudah merantau ke Solo
sejak 2022. Menurutnya perlu untuk menyisakan dana darurat, hal ini untuk
mengantisipasi sesuatu hal yang sifatnya mendesak.
2.
Kebutuhan
Primer Dulu Baru Self Reward
Bagi Hafidh, belanja kebutuhan primer selama sebulan menjadi yang
paling utama. Ketika semua kebutuhan pokok terpenuhi, baru setelah itu sisa
uang bisa digunakan untuk self reward.
“Pertama belanja kebutuhan primer dulu selama satu bulan, seperti
alat mandi, beras, sabun cuci, dan sebagainya. Dan juga bayar kos di awal
waktu. Terus juga sisain dana darurat buat keperluan mendesak. Nah terakhir,
karena sudah membeli kebutuhan primer dan menyisakan dana darurat, baru kalian
bisa pakai sisa uang buat self reward,” ucapnya.
3.
Manajemen
Keuangan dan Jangan Lupa Nabung
Berbeda dengan Hafidh dan Nabila, Rahesti mengaku diberi uang oleh
kedua orang tuanya setiap seminggu sekali. Sementara untuk mengatur keuangannya
seperti yang dilakukan Hafidh. Rahesti mendahulukan kebutuhan primer terlebih
dahulu. Agar lebih efektif, dia mencatat untuk apa saja uang itu akan dipakai
selama satu minggu.
“Aku sering masak di kos, jadi untuk kebutuhan primer aku beli
bahan-bahan buat masak dulu. Selanjutnya nanti aku bagi, misal 25% buat nabung,
sisanya 25% buat jajan, terus nanti yang 50% buat kebutuhan mingguan. Jadi
selalu efektif perminggunya.”
“Jadi kalau lagi pengen sesuatu bisa ditahan, karena mengingat ada
manajemen keuangan di hal-hal yang lain,” sambung Rahesti.
“Kebetulan berangkat kuliah jalan kaki dari kos ke kampus. Jadi
lebih hemat juga,” tambah mahasiswi asal Blora itu.
Nah, itu tadi beberapa cerita dan tips dari mahasiswa UIN Raden Mas
Said Surakarta yang bisa Sobat Rencang terapkan ketika menjadi anak kos.