Pidato Perdana Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraannya
setelah dilantik pada Minggu, (20/10/2014) di Gedung Nusantara, Komplek
Nusantara, Jakarta. (Sumber: siaran langsung YouTube Najwa Shihab) |
Rencang.id - Pidato Prabowo dalam pelantikannya
pada Minggu, (20/10/2014) di Gedung Nusantara, Kompleks Nusantara, Jakarta.
Pidato tersebut diawali dengan menyambut seluruh peserta pelantikan yang hadir,
baik jajaran para pejabat pemerintahan, hingga para mantan pemimpin Negara Indonesia.
Diketahui dari pidato tersebut, acara pelantikan tersebut juga dihadiri oleh 19
kepala negara dan pemerintahan dan 15 utusan khusus negara sahabat lainnya.
Pidato dilanjutkan dengan menyatakan bahwa Presiden ke-8 Indonesia
tersebut beserta wakilnya telah disumpah untuk menjalankan semua undang-undang
dan peraturan yang berlaku untuk berbakti kepada negara dan bangsa.
“Sumpah tersebut akan kami jalankan dengan
sebaik-baiknya. Penuh rasa tanggung jawab dengan semua kekuatan yang ada pada
jiwa dan raga kami. Kami akan menjalankan kepemimpinan pemerintah Republik Indonesia
dengan tulus dengan mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia,”
imbuhnya.
Prabowo juga menyampaikan potensi bangsa
Indonesia dengan berbagai kekayaan yang telah dimiliki.
“Kita paham dan mengerti bahwa karunia yang
diberikan oleh yang Maha Kuasa kepada kita sungguh sangat besar dan beragam.
Kita memiliki luas daratan dan lautan yang sangat besar (juga) kita memiliki
kekayaan alam yang sangat besar. Kita mengerti
bahwa sumber alam ini terdiri dari sumber-sumber alam yang sangat penting.”
Mantan Jenderal TNI tersebut mengingatkan, meskipun dengan berbagai
anugerah yang diberikan kepada bangsa ini, tetap diperlukannya kesadaran akan
tantangan dan hambatan yang ada.
“Di tengah kelebihan yang kita miliki, yang (memang) membuat kita
menghadapi masa depan dengan optimis. Tetapi, kitapun harus berani untuk melihat hambatan,
tantangan, ancaman, rintangan, dan kesulitan yang ada di hadapan kita,”
ingatnya.
Dalam pidato tersebut, Prabowo juga menyoroti mengenai
tantangan bangsa tidak hanya berasal dari luar negeri, tetapi juga dari dalam
negeri. Sehingga, Prabowo menyampaikan perlunya mawas diri untuk
memperbaiki kondisi bangsa.
“Saudara-saudara sekalian, kita harus
menghadapi kenyataan bahwa, masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, dan koruspi
di negara kita. Ini membahayakan masa depan kita. Kita harus berani mengakui
terlalu banyak kebocoran-kebocoran dari anggaran kita,
penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara pejabat politik, pejabat
pemerintah, bahkan di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal dan
tidak patriotik. Janganlah kita takut untuk melihat realita ini,” pungkasnya.
Menariknya, Prabowo juga menyebutkan terkait
misinya untuk mewujudkan swasembada pangan hingga swasembada teknologi agar
Indonesia menjadi negara yang mandiri dan tidak ketergantungan dengan bangsa
lain.
“Kita harus mampu memproduksi yang memenuhi
kebutuhan pangan rakyat Indonesia,” tegasnya.
“Saya yakin, dalam waktu empat sampai lima
tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan
dunia,” optimis Prabowo yang mengundang sorak-sorai dan tepuk tangan hadirin.
Mantan Menteri Pertahanan tersebut juga
menyoroti tentang subsidi bagi rakyat kurang mampu agar tepat sasaran dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.
“Dengan teknologi digital, kita akan mampu (memberikan)
subsidi tersebut kepada keluarga yang membutuhkan,” lanjutnya.
Tidak sampai di situ saja, Prabowo sempat menyinggung
mengenai pemberantasan korupsi yang tak kunjung teratasi.
“Saudara-saudara sekalian, ada pepatah
mengatakan, jika ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat
dari semua eselon dan semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan
kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya,” ujar Pendiri Partai Gerakan
Indonesia Raya (Gerindra) tersebut.
Sebagai penutup, Prabowo menyatakan
dukungannya kepada rakyat Palestina yang mengalami peperangan yang tidak adil dan
akan terus mengirimkan bantuan medis hingga militer seperti yang sudah
dilakukan sebelumnya.
Pidato diakhiri dengan mengenang segala
pengorbanan dari para pahlawan kemerdekaan Indonesia dan pemimpin Indonesia. Prabowo
juga meminta restu dari rakyat Indonesia untuk melanjutkan kepemimpinan di
Indonesia sebagai presiden ke-8.