Mengenal Stella Christie, Ilmuwan yang Digadang Masuk Kabinet Prabowo

Jurnalis: Hafidh Nurhidayat
Editor  : Listia Aulia Putri
Profesor dari Universitas Tsinghua, Stella Christie (wanita yang diwawancarai) mendatangi kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/10/2024). Sumber: (KOMPAS.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Rencang.id – Presiden terpilih Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengundang sejumlah tokoh yang akan bergabung dalam kabinetnya lima tahun ke depan, pada Selasa (15/10/2024).

Salah satu yang dipanggil adalah seorang akademisi sekaligus Guru Besar Universitas Tsinghua, China, Stella Christie. Undangan Stella Christie ke rumah Prabowo tentu menyita perhatian publik. Pemanggilan tersebut berkaitan dengan komposisi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.

Lantas siapakah sosok Stella Christie yang diundang oleh Prabowo Subianto?

Profil Stella Christie

Stella Christie adalah seorang akademisi kelahiran 11 Januari 1979 di Medan, Sumatera Utara. Meraih gelar sarjana di Universitas Harvard, dengan gelar Magna Cum Laude with Highest Honor pada tahun 2004. Kemudian mendapat gelar master dan doktoral di Universitas Northwestern, serta resmi meraih gelar Ph.D pada tahun 2010.

Dilansir dari laman brain.tsinghua.edu.cn, Stella merupakan Ketua Riset, Laboratorium Otak, dan Kecerdasan Tsinghua. Selain itu, Stella juga merupakan Direktur Pusat Kognisi Anak Universitas Tsinghua.

Stella juga disebut sebagai Guru Besar di Universitas Tsinghua sejak tahun 2018 hingga sekarang. Sebelum berkarir di Universitas Tsinghua, Stella menempati posisi sebagai Asisten Profesor pada tahun 2012-2018. Lalu pada tahun 2018 menjabat sebagai Profesor Madya dan Guru Besar di Swarthmore College, Amerika Serikat.

Pada profil akademisnya, wanita berusia 45 tahun ini tertarik dengan alasan ilmiah, mengapa manusia merupakan makhluk yang cerdas. Stella Christie menduga bahwa hal tersebut karena manusia berpikir secara relasional.

Kemudian, Stella memetakan aspek fundamental dari kognisi pikiran relasional yaitu kondisi awal, perangkat pembelajaran, dan aplikasi pikiran relasional sosial. Selain itu juga fokus memahami bagaimana kondisi awal berinteraksi dengan alat pembelajaran dan bahasa, serta proses perbandingan untuk menghasilkan pikiran yang cerdas.

“Saya Ilmuwan Cognitive Science, adalah tentang bagaimana kita berpikir, tentang otak, tentang bagaimana pikiran yang memastikan manusia, hewan, dan AI (artificial intelligent), jadi ilmu saya adalah interdisipliner,” kata Stella saat menjawab pertanyaan awak media.

Lebih baru Lebih lama