Jadi Salah Satu Pemasok di Kantin Kejujuran, Reza Bagikan Ceritanya dalam Berbisnis

 Reporter : Ella Dwi Amelia
Editor : Nilna Qurrota Sukma Perwira

Potret Muhammad Reza Al-Haidar, Mahasiswa Sastra Inggris semester 5 asal Klaten, yang menunjukkan jajanannya di Gedung E UIN Raden Mas Said Surakarta, pada Kamis (24/10/2024). (Sumber: tiktok.com/@danjang10)

Rencang.id - Istilah kantin kejujuran memang sudah tidak asing di telinga kita. Maksudnya, kantin yang tidak dijaga oleh penjual. Dengan menerapkan cara ini, orang mengambil dan membayar makanan atau minumannya sendiri. Sudah banyak tempat yang menerapkan cara berjualan dengan model ini.

Di kampus kita tercinta, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta ini, juga memiliki kantin kejujuran, loh. Nah, kali ini Rencang.id berhasil mewawancarai Muhammad Reza Al-Haidar, mahasiswa Sastra Inggris semester 5 asal Klaten, yang merupakan salah satu pemasok jajanan di kantin kejujuran.

Hal ini bermula dari konten milik Reza yang lewat di beranda TikTok. Dalam akunnya @danjang10, dia membagikan kegiatannya sebagai pemasok jajanan kantin kejujuran. Salah satu video yang membuat penulis tertarik adalah konten ketika ia yang membagikan jajanan secara gratis untuk Jumat Berkah. Akhirnya, salah satu reporter kami berhasil menemui Reza, pada Kamis (24/10/24) di Gedung E lantai 1.

Dari pertemuan tersebut, kami mendapat beberapa keterangan yang insightful dan memotivasi Generasi Z dari Reza, terutama anak UIN sendiri. Untuk lebih jelas, simak poin-poin berikut ini, ya!

1. Kelebihan Jualan di Kantin Kejujuran

Secara kasat mata, sih, kantin kejujuran mempunyai peluang rugi yang lebih besar dibandingkan dengan menitipkan jajanannya di tempat yang ada penunggunya. Hal ini karena, bisa saja ada yang tidak jujur dalam melakukan transaksi. Dari sini, Reza memberikan keterangan bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat dari kantin kejujuran, yakni bebas biaya pajak dan letak yang strategis sehingga mudah untuk dijangkau oleh pembeli.

“Kemungkinan positifnya, sih, ya di situ letaknya strategis. Lebih enak (mudah) dipandang orang, sistem marketing-nya gampang, mudah dijangkau sehingga banyak orang yang datang ke situ. Kalau nitip juga ada biaya pajak, kalau di kantin kejujuran semua (keuntungan) kembali ke kita,” ujarnya.

Lalu, apakah Reza pernah menemui pembeli yang tidak jujur? Di pertanyaan ini, dia menjelaskan bahwa kadang kerugiannya bukan karena hal itu. Reza menjelaskan bahwa mungkin ada beberapa orang yang menaruh uang di kotak penjual lain saat membeli jajanan. Desclaimer, jajanan di kantin kejujuran juga dipasok oleh penjual lain, bukan hanya dari Reza.

“Jadi ya, faktor kerugiannya ya dari itu, belinya banyak, cuman bayarnya di satu tempat (di kotak penjual lain). Saya sendiri percaya sama anak UIN ini baik-baik, insyaallah amanah (jujur),” tambahnya.

Wah! Secara tidak langsung, ini membuktikan bahwa anak UIN pada jujur dalam bertransaksi, ya, Sobat Rencang. Keren banget!

2. Jualan Bukan Hanya untuk Mencari Keuntungan, Tapi juga Keberkahan

Kembali ke konten tentang Jumat Berkah yang mengantarkan kami untuk bertemu Reza. Dia menjelaskan alasannya untuk rutin membagikan jajanan gratis di setiap hari Jumat adalah sebagai bentuk syukur kepada Allah dan menjemput keberkahan. Reza menjelaskan bahwa sebagai manusia, kita harus ingat bahwa rezeki yang kita punya merupakan rahmat dari Allah, yang juga harus diamalkan untuk kebaikan di jalan Allah.

“Saya dari kecil sudah ditanamkan bersedekah, keluarga saya pun lingkupnya mementingkan yang namanya sedekah. Semuanya intinya tentang keberkahan. Prinsip saya jualan kan bukan mencari keuntungan, tetapi mencari keberkahan. Dan saya pikir rezeki itu kan datangnya dari Allah dan kembalinya ke jalan Allah. Jadi sekecil apapun rezeki akan ada berkahnya kalau kita bersyukur dan bersedekah,” jelasnya.

3.Tetapkan Manajemen Waktu yang Baik sebagai Mahasiswa

Perlu Sobat Rencang tahu, kesibukan Reza tidak hanya kuliah dan berbisnis saja, namun Ia juga tergabung di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di kampus. Oleh karena itu, kami juga bertanya tentang tips membagi waktu ala Reza. Ia menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa, kita harus pintar dalam menentukan prioritas. 

“Kalau saya sendiri mendahulukan apa yang harus didahulukan. Jadi ya ke pribadi masing-masing. Kan sudah dewasa, harusnya sudah bisa menyikapi banyak hal dan juga menempatkan sesuatu pada tempatnya,” katanya.

Kalau sobat Rencang ada yang tanya, “Reza bisa puyeng gak sih? Kok, kaya produktif banget. Apalagi semester 5, lho.”

Nah, ini jawaban dari Reza.

“Kalau saya, sih, pusing dikit kalau tugas lagi numpuk. Tapi saya bikin enjoy aja, sih,”

Ternyata juga bisa, hehe.

4. Terapkan Prinsip “Jalanin Aja Dulu” dalam Berbisnis

Kata siapa ungkapan “jalanin aja dulu” cuma berlaku buat kalian sama doi yang lagi HTS? Ungkapan ini malah memotivasi Reza untuk berlaku bisnis juga, loh.

“Prinsip saya memulai dari hal kecil, siapa tahu menjadi sebuah rezeki yang tidak terduga. Prinsip saya membuka bisnis apa saja jalanin dulu. Risikonya nanti dipikir belakangan,” jelas Reza.

5. Pesan Reza untuk Teman-teman Generasi Z yang Ingin Memulai Bisnis

Wih! Dapat semangat, nih, guys!

“Kalau pesan saya, terutama untuk Gen Z, buka bisnis itu bukan dimulai dari sesuatu yang tiba-tiba jadi (instan) dan memikirkan ke depannya sukses apa nggak. Yang penting kita sebagai anak muda itu memulai. Saya pernah liat quotes di Google, ‘Bisnis yang terbaik adalah bisnis yang dilakukan saat itu juga’ jadi tidak menunda sebuah usaha. Jadi pesan saya, selagi masih muda, kita jalanin apa aja dulu. ‘Kan rezeki belum ada yang tahu. Jadi semua (usaha) dilakukan. Masalah hasil dan risiko kita serahkan kepada Allah saja,” kata Reza.

Nah, itu dia, Sobat Rencang, sedikit obrolan kami dengan Reza. Reza merupakan satu dari banyak Generasi Z UIN Raden Mas Said Surakarta yang berani mencoba peluang di dunia bisnis di sela-sela aktivitasnya menjadi mahasiswa. Sangat memotivasi, bukan?

Terakhir, jangan lupa jajan di kantin kejujuran, ya!

Lebih baru Lebih lama