Menuju Indonesia Hijau: Strategi Penggunaan Massal EV Pada Tahun 2030

 Created by : Miftah Nur Faizin
Editor by: Listia Aulia Putri

Ilustrasi SPKLU, pada acara “Accelerating Indonesia’s EV Transition”, Rabu (18/9/2024). SumberInfografis detikcom/M Fakhry Arrizal

Rencang.id – Pertemuan rahasia yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), lembaga nirlaba global Rocky Mountain Institute (RMI), Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles (ENTREV), the Indonesia Environment Fund (IEF), dan the Electric Mobility Ecosystem Association (AEML) membahas kesiapan Indonesia dalam transisi energi bersih.Acara yang bertajuk “Accelerating Indonesia’s EV Transition” berfokus pada pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di masa depan.

Para pemangku kepentingan tersebut bertemu di Jakarta, pada Rabu (19/8/2024) dan membahas strategi efektif mempercepat penggunaan EV di Indonesia. Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan sebanyak 13 juta kendaraan listrik roda dua, dan 2 juta kendaraan listrik roda empat ditargetkan mengaspaljalanan Indonesia pada tahun 2030.

Isu transisi Indonesia menuju energi bersih tertuang dalam ambisi pengembangan EV di Indonesia. Dengan komitmen yang kuat, pengembangan EV ini akan berdampak positif padapeningkatan kualitas udara, pengurangan emisi karbon, dan pertumbuhan laju ekonomi bagi masyarakat secara luas.

Lokakarya yang dipimpin oleh Kemenko Marves dan diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia Sustainable Forum (ISF), menghasilkan langkah strategis untuk mempercepat transisi mobilitas listrik di Indonesia yang selaras dengan strategi nasional dekarbonisasi pada sektor transportasi.

"Untuk mewujudkan EV di Indonesia, kita perlu membuatnya tersedia, terjangkau serta menyediakan infrastruktur yang baik dan kendaraan yang andal," ungkap Rachmat Kaimuddin selaku Kemenko Marves dalam keterangan resmi, Rabu (18/9/2024).

Salah satu kendala utama yaitu keterbatasan infrastruktur pengisian daya. Pemerintah telah berupaya membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Meskipun penyebarannya belum merata, terutama yang berada di luar kota besar dan jauh dari jalur utama. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dari komsumen mengenai jarak tempuh kendaraan dan sulitnya menemukan SPKLU ketika bepergian jauh dan berada di luar kota besar.

Wakil Ketua AEML, Patrick Adhiatmaja dalam acara tersebut menyampaikan bahwa salah satu fokus utamanya yaitu mengatasi tantangan ketidakmerataan infrastruktur SPKLU. Beliau menegaskan perlu adanya upaya bersama untuk memperluas jaringan SPKLU, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih tenang menggunakan kendaraan listrik dan berkontribusi pada upaya mengurangi emisi karbon. AEML berkomitmen untuk mendukung upaya kerja sama ini agar manfaat EV dapat diakui dan digunakan secara luas di seluruh Indonesia.

Lokakarya ini ditutup dengan komitmen untuk mengembangkan strategi konkrit guna mempercepat penggunaan EV di Indonesia, dengan berfokus pada langkah-langkah nyata yang diidentifikasi selama diskusi. Strategi ini akan mendukung pertumbuhan ekosistem EV dan berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dalam meningkatkan keamanan energi, mengurangi polusi udara, dan mencapai target dekarbonisasi.


Lebih baru Lebih lama