Israel Lancarkan Serangan Balik, Setelah Hizbullah Bombardil Ramat David

Jurnalis Fauziah Luluk Fitriani 
Editor : Aulia Novia Ramadhani 

Ledakan yang terjadi akibat serangan udara Israel mengakibatkan kerusakan di beberapa wilayah Lebanon. Insiden ini menewaskan ratusan orang dan ribuan luka lainnya, Senin (22/09/2024). (Sumber: BBC.com) 

Rencang.id – Israel kembali melancarkan serangan udara ke Lebanon, pada 23 September 2024, setelah sehari sebelumnya puluhan roket Hizbullah menghujani Pangkalan Ramat David. Dilansir dari Al Jazeera, serangan dari Israel menewaskan sedikitnya 492 orang dan melukai sedikitnya 1.645 orang, keterangan dari Kementerian Kesehatan Lebanon.  

Terhitung sejak keduanya mulai bersitegang pada 2006, serangan Israel kali ini menjadi serangan paling mematikan yang menambah daftar korban dalam perang panas itu.  

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, menyatakan bahwa serangan udara Israel menyebabkan ribuan warga Lebanon harus mengungsi dan menjauh dari Lebanon bagian selatan menuju utara. Sekolah-sekolah di Beirut dan sekitarnya dengan cepat dialihfungsikan menjadi tempat untuk menampung para pengungsi. Ini juga berdasarkan desakan dari militer Israel yang memaksa warga Lebanon Selatan dan timur untuk mengungsi sebelum Israel memperluas wilayah serang terhadap Hizbullah. 

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga memperingatkan warga Lebanon untuk menjauh dari area yang berbahaya. Netanyahu mengatakan bahwa bukan warga yang menjadi target penyerangan, melainkan Hizbullah.  

“Hizbullah telah menggunakan Anda sebagai tameng manusia. Mereka menempatkan roket di ruang keluarga dan garasi Anda,” ungkap Netanyahu dalam sebuah rekaman video pernyataan, dilansir dari AFP. 

“Tolong menjauhlah dari bahaya sekarang. Setelah operasi kami selesai, kalian dapat kembali ke rumah kalian dengan selamat,” imbuhnya. 

Ketegangan ini telah berlangsung sejak serangan yang dilancarkan oleh Israel ke Gaza, pada 7 Oktober lalu. Konfilk ini dikhawatirkan menjadi perluasan konflik Gaza secara regional. Suasana ini menjadi lebih mencekam karena pekan lalu terjadi ledakan perangkat komunikasi di Lebanon, yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000 warga Lebanon. 

Lebih baru Lebih lama