Amankah Gawai Kita dari Manipulasi Bom di Lebanon?

Jurnalis : Miftah Nur Faizin 
Editor : Listia Aulia Putri


Ilustrasi handphone terbakar yang merepresentasikan peristiwa ledakan(Sumber: ilustrator Rencang.id)

Rencang.id - Teknologi komunikasi mengalami musibah setelah ratusan pager milik Hizbullah meledak di seluruh penjuru LebanonSelasa (17/9/2024). Teknologi pager menjadi sorotan usai kejadian tersebut, insiden ini menyebabkan 9 orang tewas dan 2.800 warga lainnya mengalami luka-luka. Mengutip dari laman CNN Indonesiapager merupakan salah satu alat komunikasi yang populer pada tahun 90-an yang dipakai untuk mengirim dan menerima pesan pendek. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah 'beeper' karena suaranya yang khas.


“Setelah kejadian bom pager kemarin, tidak ada perangkat elektronik yang aman. Semuanya takut ponselnya di-hack. Sekarang perangkat elektronik seperti ponsel dapat digunakan sebagai bom. Ini serius,” ujar netizen di X.


Sejauh ini, pihak pemerintahan belum menemukan titik terang mengenai penyebab pager-pager itu bisa meledaknamundisi nyalir dari peretasan yang dilakukan oleh Israel. Ledakan tersebut aktif dengan memanfaatkan sinyal ketika pesan diterima oleh pager, dan secara bersamaan mengaktifkan bahan peledak tersebut.


Peretas Tidak Bisa Mengubah Smartphone Sebagai Bom


Smartphone tidak berpeluang bagi peretas untuk mengubahnya sebagai bom. Hal ini sangat tidak mungkin karena tujuan yang berbeda, insiden di Lebanon ini merupakan sebuah operasi dan memerlukan sumber daya begitu besar. Sulit untuk dibayangkan jika pabrikan turut terlibat karena potensi dampak terhadap bisnis mereka sendiri. Jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk, maka risiko kerugian akibat skandal semacam ini jauh lebih besar.


Smartphone modern dilengkapi dengan sistem operasi yang kompleks dan keamanan berlapis-lapis. Di bagian baterai smartphone telah dibekali dengan mekanisme perlindungan yang dirancang untuk mencegah terjadinya overheating dan ledakan. Salah satu fitur keselamatan yang umum ditemukan adalah circuit breaker termal, yang akan secara otomatis memutus aliran listrik jika suhu baterai melampaui batas aman. Selain itu, penggunaan material tahan api pada casing baterai memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap potensi risiko kebakaran.


Memanipulasi suhu baterai hingga titik ledakan secara remote merupakan PR yang berat, peretas harus memiliki pemahaman yang dalam tentang unsur kimia baterai, elektronik daya, hingga suhu sekitar dan tekanan udara yang dapat mempengaruhi kinerja baterai. Kecil kemungkinan seorang peretas memicu terjadinya ledakan pada baterai smartphone.


Lebih baru Lebih lama