Created by: Sephia Nur Astuti
Editor by: Nur Indah Setyaningrum
Rencang.id – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Nentanyahu disebut mengalami kondisi ‘nervous breakdown’ oleh mantan PM Israel Ehud Olmert. Seperti yang dilansir Al Jazeera dan Politico, Rabu (8/11/2023).
Dalam wawancara tersebut, Olmert mengatakan bahwa Netanyahu berusaha untuk menghindari pemecatan dari jabatannya karena telah gagal menjaga keamanan nasional Israel dalam serangan Hamas sebulan lalu.
Kita ketahui bahwa saat ini Israel dan Palestina sedang dalam keadaan yang tidak baik. Israel mengirimkan banyak bom dan rudal ke wilayah Palestina sebagai dalih memberantas Hamas. Mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga tempat ibadah menjadi sasaran dari jatuhnya bom dan rudal dari Israel. Korban meliputi anak-anak, dewasa, hingga lansia. Banyak warga sipil yang menjadi korban dalam serangan Israel ke Palestina.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PPB) telah memberikan mandat kepada Netanyahu untuk melakukan genjatan senjata. Namun, Netanyahu dengan tegas menolak tawaran yang diberikan oleh PBB. Hal ini tentu saja membuat warga dunia semakin geram dan marah, mengingat hingga saat ini korban meninggal di Palestina lebih dari 10 ribu jiwa.
Dengan penolakannya tersebut, menambah daftar hitam Netanyahu sebagai PM Israel. Sebelumnya Netanyahu sudah banyak terlibat skandal, mulai dari korupsi, suap, dan kekerasan seksual. Dilansir dari liputan6.com, Netanyahu pernah menerima suap sebesar 4,7 miliar selama periode 2007-2016 dari produser Hollywood dan miliarder Australia. Selain itu, Netanyahu sejatinya telah menjabat sebagai PM Israel selama 18 tahun. Hal ini menjadikan dia sebagai PM terlama dalam sejarah Israel.
Dalam serangan Israel ke Palestina, Netanyahu dapat dikatakan sebagai dalang atau otak dari terjadinya serangan tersebut. Dengan jabatan dan kuasanya, Netanyahu punya wewenang untuk melanjutkan atau menghentikan serangan terhadap Palestina. Dengan bantuan dari Amerika, Israel menyerang kawasan utara Palestina, dan mengakibatkan kekacauan dunia.
Ia bahkan tidak merasa bersalah telah menjadi dalang dari kekacauan yang terjadi hari ini.