Pemboikotan Produk Israel

Created by: Intan Salsabila dan Qori Hayati
Editor by: Syefia Syalsya Bila 
Sumber Gambar : Internasional Republika.co.id


Rencang.id – Pemboikotan terhadap produk dari Israel sedang gencar dilakukan oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Hal ini sebagai wujud pro Palestin dengan cara menghambat perekonomian negara Israel. Namun, Israel menggunakan cara yang licik supaya barang mereka tetap dibeli dengan cara membuat diskon besar-besaran dan mengganti nama brand-nya, agar tidak diboikot. Salah satunya yakni Macdonald yang diubah menjadi Mac'dollah.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengeluarkan fatwa membeli produk yang secara nyata mendukung agresi Israel ke Palestina hukumnya haram. Melansir dari antaranews.com.

"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," kata Niam ketua MUI saat menyampaikan hasil fatwa MUI di Jakarta, Jumat. 

Namun, produk yang sudah terbeli jangan langsung dibuang. Keluarnya fatwa MUI digunakan untuk mencegah agar warga negara Indonesia tidak membeli produk Israel lagi, jadi tidak apa-apa menggunakannya, tapi jika sudah habis jangan memakai produknya lagi. Meskipun demikian, masih saja ada masyarakat yang tetap membeli produk-produk yang mendukung Israel. Seolah-olah mereka tidak 
peduli dengan apa yang terjadi. 

“Menurut aku, setiap orang kan punya kepercayaannya masing-masing ya, dan itu hak bagi semua orang gitu dia mau memihak kemana, kita juga gak bisa maksain hal itu, jadi kalo semisal ada pemilik dari brand A misalnya, dia pro sama Israel, ya sudah itu hak dia, yang bisa kita lakuin ya kita fokus sama hal yang kita percayai saja, dan sekarangkan lagi rame pemboikotan produk-produk yang pro Israel ya. Nah, kita bisa mulai dari situ, kita bisa beralih ke brand-brand lokal yang pro sama Palestina. Lagi pula brand-brand lokal lain juga ga kalah bagus kok dari brand-brand yang pro sama Israel, dan itu kan juga nantinya kita bisa membantu memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia,” pendapat dari Siti seorang mahasiswi.

Selain itu ada juga yang berpendapat mengenai para pekerja brand fast-food di Indonesia yang ternyata mendukung Israel dan juga mengenai toko atau warung kecil yang sudah memiliki stok brand tersebut. 

“Menurutku, selama ini sebelum ada boikot-boikot gini kita beli tuh bukan karena mikirin ekonomi pegawainya, ya, cuma mikir apa yang kita mau aja. Kayak misal nih beli Macdonald, beli ya karena ingin makan di sana bukan karena mensejahterakan pegawainya. Jadi pemikiran kasian pegawainya kalo diboikot nanti bisa di PHK itu kayak engga masuk di aku, karena selama ini beli yang dipikirin tentang perut, bukan ekonomi mereka. Terus kan ya perusahaan gede kayak McD, KFC, Starbucks mereka ga bakal serta merta langsung PHK pegawainya, pasti ada kek SOPnya sendiri,” 

“Nah kalo toko kelontong yang ternyata jual produk pro Israel gimana? Kan nanti mereka jadi rugi tuh misal orang-orang pada ga beli produk itu. Sudah banyak toko kelontong yang ngeluarin kebijakan buat ngehabisin stok produk yang pro-Israel, setelahnya ga bakal restock lagi, jadi yang sudah di-stok ya sudah gapapa dihabisin dulu, itu solusinya sih,” pendapat Selvi seorang karyawan.

Mereka sudah memulai untuk memboikot produk-produk yang mendukung Israel dan beralih pada produk lokal. Meskipun awalnya memang sulit, karena banyak produk-produk di Indonesia yang ternyata mendukung Israel. Jadi, Masyarakat mulai teliti dalam memilih produk agar tidak keliru mana yang pro Israel dan mana yang pro Palestina. 

“Tentang produk yang pro Israel . Kalo itu sih aku ga bakal komen banyak ya, karena produk-produknya kan juga udah ada dari lama banget, yang bakal aku lakuin si aku coba buat berhenti beli produk yang pro Israel ini, tapi kan produk yang pro Israel di Indonesia ada banyak banget, jadi mungkin kalo buat beberapa orang agak susah kali ya kalo mau coba boikot, kayak susu yang buat anak kecil itu, kalo udah cocok sama produk yang pro dari Israel mau gimana lagi kan?” 

Tanggapan Nisa seorang mahasiswi.
Terlepas dari semua itu, mereka setuju tentang fatwa yang di keluarkan oleh MUI, yang melarang semua produk yang pro Israel. 

Karena dana yang nanti akan di peroleh pasti akan digunakan untuk mendukung Israel. Pada tahap ini peperangan yang terjadi bukan hanya agama lagi, melainkan sudah menyangkut tentang hak kemanusiaan.

Lebih baru Lebih lama