Created by: Muhammad Rizqi Ardana
Editor by: Nur Indah Setyaningrum
Rencang.id – Baru-baru ini di media sosial, mancing menjadi sebuah kegiatan yang ramai dilakukan oleh mahasiswa, terutama mahasiswa yang berada di tingkat akhir.
Beragam postingan tentang mancing beredar secara luas di Instagram, TikTok, maupun Facebook. Seperti akun TikTok milik @Syjdwf yang membagikan video berlatar belakang orang memancing dengan caption,
"Gimana sudah ada judul skripsi?”
Lalu dijawab oleh mahasiswa dengan, “Sudah, Bu, judulnya analisis minat mancing di lingkungan mahasiswa dan dampak pengaruh di kesehatan jiwa.”
Pada postingan TikTok lain milik @Pajirr, mendeskripsikan singkatan-singkatan kreatif yang bersangkutan dengan kampus, mengarah ke mancing, seperti Metopen yang aslinya adalah metode penelitian menjadi Metode Pemancingan, UTS menjadi Umpan, Tarik, Strike, Maba menjadi Pemancing Baru, dan istilah-istilah nyeleneh lainnya. Video-video tersebut pasti diawali dengan,
"Ketika otak sudah mulai buntu”, maka para mahasiswa akan beralih ke sungai dan tempat yang bisa digunakan untuk spot memancing.
Nah, lalu apa hubungan memancing dengan kesehatan mental dan jiwa? Mengutip dari web Kementrian Kesehatan, memancing dapat menghilangkan penat dan stress. Saat memancing, kita mendapati situasi yang berbanding terbalik sehingga mengurangi tingkat stress.
Kita berada pada situasi tenang yang membantu kita untuk rileks.
Manfaat yang kedua adalah dapat mengeluarkan hormone dopamine. Menurut Dr. Giordano (2021) dalam verywellmind, hormone dopamine berhubungan dengan penguatan dan penghargaan pikiran serta pengolahan emosi. Dopamin juga memengaruhi cara kita berpikir dan bergerak hingga cara kita mengingat dan berperilaku. Hal ini secara tidak langsung akan memengaruhi kesehatan mental, terutama mahasiswa yang kerap kali jenuh dengan tugas-tugas.
Selain itu, kegiatan memancing ternyata lebih dari sekadar mencari sungai dan ikan, Sobat Rencang. Saat kita melemparkan tali pancing, mengarungi sungai, atau berjalan ke tempat pemancingan baru secara tidak sadar kita telah melakukan latihan kardiovaskular yang cukup. Mencari sungai tentunya harus melewati jurang dan jalan berbatu yang melibatkan anggota tubuh untuk bekerja. Kegiatan tersebut akhirnya juga bisa meningkatkan keseimbangan dan melatih otot sehingga tidak hanya menjadi mahasiswa mageran di dalam kos yang kegiatannya hanya tidur dan scroll medsos.
Tags
OPINI