Mahasiswa Semester Akhir Prodi KPI Menjadi Lulusan Terbaik Dengan Jalur Karya Tulis Ilmiah, Bagaimana Caranya?

Created by: Mustika Wahyaning Hamestuti
Editor by: Nur Indah Setyaningrum

Safira Aulia Rahma, menunjukan hasil karya artikel ilmiah sebagai syarat kelulusan pengganti skripsi. Sabtu (30/09/2023). Sumber foto : Dokumen Safira Aulia Rahma


Rencang.id –  Safira Aulia Rahma, mahasiswi program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angkatan tahun 2019. Dia adalah salah satu mahasiswi dengan predikat lulusan terbaik dari empat mahasiswa yang lulus melalui jalur artikel ilmia. Bagaimana proses Safira dalam mengerjakan artikel ilmiah? Adakah tantangan tersendiri dalam pengerjaannya? (30/09/2023).

“Skripsi dan artikel ilmiah sebetulnya hampir sama karena sama-sama menggunakan penelitian. Namun, tampak jelas juga perbedaaan yang sangat signifikan, yaitu skripsi lebih detail, sedangkan artikel ilmiah lebih singkat. Kemudian di halaman pengerjaan. Skripsi minimal seratus lembar, tetapi berbeda dengan jurnal yang lebih sedikit. Hanya lima belas sampai dua puluh lembar saja," ujar Safira.

Langkah pertama dalam menentukan artikel ilmiah, yaitu konsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbing, mencari permasalahan yang ada, konsultasi judul artikel ilmiah kepada dosen pembimbin, dan menunggu di-ACC oleh dosen pembimbing. Artikel ilmiah milik Safira berjudul The Da’wa Strategy Of @Ngajiasik.Id Community awalnya adalah tugas yang pernah dia buat. Kemudian, direvisi oleh para dosen dan hasilnya ternyata di-ACC oleh para dosen. Baru kemudian bisa di-submit ke jurnal nasional.

Proses kedua adalah memilih laman jurnal yang linear atau sesuai dengan pembahasan artikel ilmiah. Semisal membahas tentang dakwah, berarti akan di-submit kebagian laman jurnal dakwah. Kemudian, membuat akun yang akan di-submit ke laman jurnal yang akan dituju. Safira memakai laman Qaulan Jurnal milik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo yang bertujuan untuk mengetahui revisi atau tidaknya. 

Kemudian yang terakhir baru keluar surat pemberitahuan bahwasannya artikel ilmiah akan diunggah. Artikel akan diunggah jika memenuhi ketentuan dari laman jurnal yang dituju. Waktu pengerjaan artikel ilmiah relatif lebih singkat daripada skripsi, yaitu kurang lebih sembilan bulan. 

“Tantangan yang dihadapi pada saat pengerjaan artikel ilmiah menurut saya, yaitu pada menerjemahkan kedalam bahasa Inggris. Karena website jurnal yang dituju harus menggunakan bahasa Inggris. Namun, saya tidak merasa terbebani oleh dosen pembimbing. Karena dosen pembimbingku itu Pak Zaki. Pak Zaki mempermudah revisi pengerjaan artikel ilmiah," ujar Safira.

Safira merasa sangat beruntung karena mempunyai karya tulis ilmiah yang dapat diunggah ke jurnal nasional. Akan tetapi, terdapat kekurangan dari penulisan jurnal ilmiah, yaitu menunggu jurnal diunggah. Dan harus mengikuti peraturan yang ada di jurnal tersebut, seperti template penulisan yang harus sesuai dengan website jurnal yang akan dituju.

Jadi, bagaimana? Apakah masih ragu menggunakan jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan?
Lebih baru Lebih lama