Sepotong Kisah dari Mereka yang Ngelaju


Created by: Amirotul Lutfiyyah
Editor by: Syefia Syalsya Bila 

foto ilustrasi 


Rencang.id   40 menit di perjalanan, bersabar dengan kemacetan, eh, tiba-tiba kelas dibatalkan. Kesal sekali bukan?

Bagi mahasiswa ngekos, kelas mundur atau bahkan batal kelas mendekati jam kuliah dimulai mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Akan tetapi, bagi mereka yang laju alias berangkat dari rumah dan tidak ngekos, tentu hal ini sangat menyebalkan.

Bagaimana tidak? Sekurang-kurangnya, satu jam sebelum kelas dimulai, mereka yang laju sudah harus siap berangkat atau bahkan sudah dalam perjalanan. Bukan apa-apa, kita tidak pernah tahu seperti apa kondisi sepanjang perjalanan. Akan berapa lama terjebak dalam kemacetan. Belum lagi kalau ada pengendara lain yang tiba-tiba menyerobot antrean kendaraan untuk melaju. Semakin membuat emosi meningkat.

Memundurkan jadwal itu sah-sah saja. Tapi, mohon pengertiannya. Maksimal 120 menit lah sebelum kelas dimulai jika ingin mengabarkan pengunduran atau pembatalan kelas. Apalagi kalau jadwal kelasnya di bawah jam 12 siang.

Ditambah lagi, ketika dalam sehari hanya ada satu mata kuliah, tidak masuk di kelas, tetapi tetap mengumpulkan tugas ke kampus sesuai jadwal. Apa tidak bisa dikumpulkan di pertemuan selanjutnya saja saat tatap muka? 

Jeda antar mata kuliah yang cukup panjang juga jadi salah satu hal yang tidak menyenangkan bagi mahasiswa laju. Kadang pusing harus transit di mana untuk menunggu jam mata kuliah berikutnya. Numpang di kos teman juga sungkan. Tidur di perpus? Perpus tempat membaca dan belajar, bukan tempat tidur. Kalau ikut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mungkin masih bisa terbantu. Menunggu kelas selanjutnya di ruang UKM. 

Kenapa tidak memilih ngekos saja kalau begitu? Pertanyaan yang pasti sudah sering didapat oleh mereka yang tidak ngekos. Jawabannya, ya karena ngekos tidak semudah pindah tempat tidur. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, terutama soal biaya hidup. 

Empat puluh menit sampai satu jam di jalan, menerobos panasnya terik matahari masih sanggup untuk dilewati. Pulang ke rumah, istirahat dengan tenang, melepas penat dengan berbagi cerita kepada orang tua adalah hal paling istimewa yang bisa disyukuri. Dan pastinya tidak perlu pusing dengan “nanti makan apa ya?” Kebingungan seluruh umat kos-kosan, haha.

Kebahagiaan lain jadi mahasiswa yang tidak ngekos adalah tidak perlu terburu-buru saat pulang. Kalau ingin mampir membeli kebutuhan kuliah atau yang lain, tinggal mampir. Saat pusing di kelas, ketika pulang bisa melampiaskan dengan keliling kota dahulu, mengusir penat. Apalagi kalau keliling kota setelah hujan, time to heal and relax bro! 
Lebih baru Lebih lama