Mahasiswa UIN Solo KKN di Toraja, kok, Bisa?

Created by: Intan Salsabila dan Qori Hayati
Editor by: Nur Indah Setyaningrum 

Foto bersama Saat KKN di Toraja. Sumber : Iksan 


Rencang.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Solo membuka kuota pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara di Toraja yang merupakan program dari Kementerian Agama (Kemenag).  Iksan Nurudin, mahasiswa Program Studi Akuntansi Syariah menjadi salah satu dari dua delegasi perwakilan UIN Solo yang mengikuti KKN di Toraja. Tidak mudah untuk bisa KKN di Toraja. Perlu melewati beberapa tahap seleksi serta persyaratan yang tak mudah. Apalagi, kuota dari KKN Nusantara terbatas sehingga persaingannya cukup ketat.

”Untuk bisa lolos seleksi ada beberapa persyaratan yang harus kita penuhi. Di antaranya, harus bisa menulis, baik jurnal ataupun artikel lainnya, lalu prestasi, dan keaktifan ikut organisasi," kata Iksan. 

Selanjutnya, untuk pendanaan transportasi KKN Nusantara ditanggung oleh kampus, sedangkan untuk biaya sehari-hari menggunakan dana pribadi. 
Pelaksanaan KKN di Tana Toraja berlangsung selama 45 hari. 

"Selama 45 hari di sana, saya dan teman-teman telah merancang beberapa program kerja. Seperti program sosial budaya, bersih-bersih tempat ibadah (mayoritas gereja), mengikuti program Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Posyandu. Lalu, saya masuk di program kerja bidang ekonomi. Karena Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sana masih kurang, kami memiliki inovasi baru, yaitu membuat keripik dari pelepah pisang sebagai bahan ekspo Tana Toraja hingga tembus ke seluruh Kabupaten Tana Toraja,” lanjut Iksan.

Selain itu, terdapat juga program seminar moderasi beragama. Target seminarnya adalah siswa SD-SMA, dan tujuannya untuk menanamkan toleransi sejak dini.

”Seminar kami adakan di Lembang Marinding. Karena untuk mengajarkan toleransi, seminar tersebut mengundang tokoh agama Islam, agama Aluk Tadolo (agama asli Tana Toraja), Kristen, Katholik, dan tokoh adat,” jelas Iksan.

Banyak pengalaman dan pembelajaran yang didapat Ikhsan setelah mengikuti KKN Nusantara. Salah satunya tentang toleransi. Di Tana Toraja, Islam adalah agama minoritas, tetapi Ikhsan merasakan toleransi di sana teramat tinggi. 

"Setiap masyarakat di sana saling menghormati satu sama lain. Bahkan, rumah atau posko yang kami tinggali selama KKN adalah rumah seseorang yang beragama non-Islam. Karena tingginya rasa toleransi, mereka menyediakan peralatan makan dan peralatan dapur yang berbeda dengan sang pemilik rumah," pungkas Iksan.
Lebih baru Lebih lama