Kisah Teladan Rasulullah


Created by : Muhammad Husain Arrasyid
Editor by : Dhea Putri Suseno

            www.yatimmandiri.org


Rencang.id — Terdapat seorang pengemis Yahudi buta yang setiap hari menempati salah satu sudut pasar di Kota Madinah. Bukan cuma mengemis, Ia juga berseru kepada orang-orang yang berlalu-lalang di pasar tersebut, “Jangan dekati Muhammad! Jauhi dia! Jauhi dia! Dia itu penyihir. Jika kalian mendekatinya maka kalian akan terpengaruh olehnya.”

Teriakannya yang keras tak terlewatkan oleh seorang pun yang berjalan di dekatnya. Setiap kali ada yang terdengar langkah kaki orang melewatinya, pengemis buta itu selalu mengumpat Rasulullah Muhammad SAW, dan mengatakan Muhammad adalah tukang sihir, orang gila dan sebagainya.
Pengemis Yahudi buta itu hampir setiap hari di temani oleh seseorang di samping.orang tersebut dengan lemah lembut dan kasih sayang menyuapi pengemis yang hampir tidak pernah berhenti untuk menghina dan merendahkan Muhammad. Orang tersebut hanya terdiam saat teriakan makian dan hinaan itu keluar dari mulut Yahudi buta tersebut. Ia terus menyuapi makanan ke mulut pengemis itu hingga habis.
Sampai pada suatu hari, si pengemis Yahudi buta tidak lagi ditemani oleh orang yang menyuapinya. Kemudian datanglah orang lain yang membawakan nasi bungkus untuknya dan menawarkan diri untuk menyuapinya.

Orang lain yang menawarkan diri untuk menyuapi pengemis buta yang tidak berhenti merendahkan Muhammad tersebut adalah sahabat terbaik Rasulullah, Abu Bakar Ash Shiddiq. Hati dan kepala Abu Bakar mendidih mendengar sumpah serapah pengemis tersebut.
Namun Abu Bakar menahan diri dan berusaha dengan lemah lembut menwarkan diri untuk memberi makan pengemis buta tersebut. Namun, bukan rasa terimakasih yang di dapat oleh Abu Bakar, justru penyangkalan dan hardikan keras dari pengemis tersebut.
“Kau bukan orang yang biasa memberiku makanan." hardik si pengemis buta.
“Aku orang yang biasa,” kata Abu Bakar.
“Tidak. Kau bukan orang yang biasa ke sini untuk memberiku makanan. Apabila dia yang datang, maka tak susah tangan ini memegang dan tak susah mulutku mengunyah. Dia selalu menghaluskan terlebih dahulu makanan yang akan disuapinya ke mulutku.” Begitulah penyangkalan si pengemis buta kepada Abu Bakar.

Mendengar perkataan pengemis buta tersebut Abu Bakar tak kuasa menahan rasa harunya. Air matanya tumpah tak tertahankan, dadanya turun naik, beliau menangis sampai terisak-isak.
Salah satu sahabat terbaik Nabi Muhammad SAW itupun berkata, “Memang benar, aku bukan orang yang biasa datang membawa makanan dan memberimu suapan atas makanan itu. Aku memang tidak bisa selemah lembut orang itu.”
“Ketahuilan bahwa aku adalah salah satu sahabat orang yang setiap hari menyuapimu. Orang yang dulu biasa kesini dan memberimu makanan lalu menyuapimu telah wafat. Aku hanya ingin melanjutkan amalan yang di tinggalkan orang tersebut, karena aku tidak ingin melewatkan satu pun amalannyasetelah kepergiannya.”

Si pengemis buta Yahudi tersebut terdiam sejenak dan bertanya kepada Abu Bakar siapa orang yang selama ini memberinya makan dan menyuapinya.
“Ketahuilah, bahwa Ia adalah Muhammad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang setiap hari kau hinakan dan kau rendahkan di depan orang banyak di pasar ini.” Jawab Abu Bakar kepada pengemis buta itu.

Si pengemis Yahudi yang buta itu tertegun. Tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, namun tampak bibirnya bergetar. Air matanya perlahan jatuh membasahi pipinya yang mulai berkeriput.
Si pengemis buta tersadar, betapa orang yang selama ini ia hinakan justru memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Ia justru malah merasa lebih hina dari apapun yang ada di dunia ini.
“Selama ini aku telah menghinanya, memfinahnya, bahkan saat Muhammad ada di sampingku sedang menyuapi aku. Tapi dia tidak pernah memarahi ku. Dia malah dengan sabar melembutkan makanan yang dimasukkan ke dalam mulutku. Dia begitu mulia.” Kata pengemis buta dalam tangisannya.
Pada saat itu juga, si pengemis Yahudi buta bersaksi di hadapan Abu Bakar Ash Shiddiq, mengucapkan dua kalimat syahadat ‘La ilaha illallah. Muhammadar Rasulullah.’ Si pengemis buta memilih memeluk islam setelah cacian dan sumpah serapahnya kepada Muhammad SAW dibalas dengan kasih sayang oleh Nabi Akhir Zaman tersebut. 

Demikian lah kisah keteladanan Rasulullah Muhammad SAW yang sebaiknya dicontoh oleh umatnya. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad SAW di hari kiamat kelak. Amiin.

Lebih baru Lebih lama