Jadi Mahasiswa UIN Ternyata Enggak seperti Pikiran Orang-Orang

 

Created by : Amirotul Lutfiyyah

Editor by : Nur Indah Setyaningrum

Rencang.id — Siapa yang waktu mendaftar ke UIN berharap ketika lulus menjadi seorang ustaz atau ustazah? Enggak salah, kok, namanya juga cita-cita. Akan tetapi, coba simak dulu cerita saya. Bagaimana saat itu, saya dan orang-orang terdekat saya berpikir tentang mahasiswa UIN. Imaji-imaji yang saya kira terlalu berlebihan jika disandarkan kepada seluruh mahasiswa di UIN. Padahal, setelah menjalani perkuliahan, ya, enggak begitu juga.

 

Lulusan UIN jadi Ustaz atau Ustazah

Saya yakin, masih banyak orang yang beranggapan demikian. Sahabat saya pun demikian. Setelah mengetahui saya diterima di prodi KPI di UIN, dia langsung mengatakan "...lulus dadi ustazah…". Dia juga mengatakan kalau menunggu penampilan saya di salah satu program kajian islam di sebuah stasiun TV swasta. Sebentar ukhti, bukan begitu konsepnya. Kalau kita lihat di dalam KBBI, ustaz atau ustazah artinya guru agama atau guru besar. Memang betul, selama kuliah juga belajar ilmu agama. Akan tetapi, bukan berarti setelah lulus, lantas saya menjadi seorang ustazah. Kalau targetnya agar bisa berdakwah, tidak harus dengan ceramah. Ada bentuk strategi dakwah lain yang bisa digunakan, seperti melalui tulisan atau juga melalui perbuatan. Tentu, semua harus disesuaikan dengan kemampuan dai juga kondisi mad'u-nya.

 

Mahasiswa UIN Isinya Alumni Pesantren

Siapa yang berpikir begini juga waktu mendaftar ke UIN? Eits, tunggu dulu, kawan!  Mahasiswa UIN enggak semuanya alumni pesantren. Banyak juga yang tidak mondok, saya salah satunya, hehe. Dahulu, saya juga berpikir, masuk UIN siapa tahu berjodoh dengan seorang Gus. Lah, ini mau kuliah atau cari jodoh? Belajar dulu yang rajin. Ingat! Prioritas kita di sini adalah kuliah, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Jangan menyia-nyiakan waktu. Untungnya kuliah di UIN adalah belajar ilmu dunia sekaligus ilmu akhirat. Kalau ternyata di tengah masa studi bertemu jodoh, Alhamdulillah, bonus. Jadi sarjana, sekaligus jadi alumni jomlo bahagia.

 

Mahasiswa UIN Perempuan Tidak Boleh Memakai Celana

Makanya, sebelum kuliah di UIN minimal kepoin dulu! Entah bertanya kepada kakak tingkat yang masih berstatus mahasiswa, atau alumni.  Sayangnya, saya juga tidak melakukannya ketika mendaftar di UIN. Tidak lain karena belum memiliki kenalan, jadi saya berangkat hanya berbekal keyakinan. Salah satu persiapan yang saya lakukan sebelum berangkat ngekos dan memulai perkuliahan adalah menyiapkan baju gamis dan rok. Khawatir saat kuliah tidak boleh memakai celana. Eh, ternyata setelah perkuliahan berjalan, banyak juga mahasiswi yang memakai setelan kemeja dan celana saat kuliah. Menjumpai mahasiswi dengan setelan gamis juga sangat mudah. Ternyata secara umum, mahasiswa bebas memilih bentuk pakaiannya, tentunya harus sesuai dengan nilai kesopanan yang berlaku.

 

Lebih baru Lebih lama