Created by Mardiani Aulia Zulfa
Editor by Aulia Rahma Triyani
Rencang.id — Istilah deadliner pasti sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Apalagi di kalangan mahasiswa, deadliner sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Deadliner adalah kebiasaan mengerjakan sesuatu, saat tenggat penyelesaian tugas sudah sangat dekat. Kebiasaan ini bukan hanya terjadi di kalangan mahasiswa saja, hampir semua anak Sekolah Dasar (SD) pun pasti pernah melakukan kebiasaan deadliner ini.
Biasanya anak SD lupa memberitahu terkait tugas ke orang tua, karena lupa waktu akibat bermain. Mereka memberitahu secara mendadak pada malam hari, sedangkan tugas tersebut harus dikumpulkan untuk besok paginya. Nah, beda lagi dengan mahasiswa, sampai ada yang beralasan ide atau jawaban baru muncul, ketika batas waktu pengumpulan tugas sudah sangat dekat.
“Karena, kalau ngerjain tugas mepet waktu, otak itu dipaksa bekerja lebih keras, jadi lancar mikirnya,” ucap Dila, salah satu mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta.
Tetapi, tidak semua mahasiswa adalah seorang deadliner, ada juga mahasiswa yang jauh-jauh hari sudah menyelesaikan tugas-tugasnya. Seperti salah satu mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta yang bernama Raihana, dari program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Menurutnya, tugas yang dikerjakan tidak mepet tenggat waktu, tugas tersebut bisa dipelajari terlebih dahulu, kemudian dikerjakan, sehingga hasilnya pun maksimal.
“Sebagai mahasiswa, tugas merupakan kewajibanku sehari-hari. Di tengah padatnya kegiatanku, aku selalu memprioritaskan tugas kuliah di segala aktivitas yang aku miliki. Jadi, itulah mengapa aku selalu mengerjakan tugas yang tepat waktu, supaya kalau misalkan udah dekat deadline, terus tiba-tiba nanti ada kegiatan di hari yang sama, dan juga mendesak. Aku jadi tenang-deh, karena udah nyelesain tugas kuliah.” Ucapnya.
Selain itu, walaupun tugas dikerjakan secara tepat waktu, tetapi harus mempertimbangkan terkait substansi dari pengerjaannya. Menurutnya, dia juga harus teliti, agar tugas tersebut sesuai dengan ekspektasi dosen. Menjadi deadliner adalah suatu pilihan, karena mahasiswa yang mengerjakan tugas mendekati deadline itu bukan berarti mereka malas, tetapi karena bingung harus mengerjakan tugas yang mana dulu, dan terkadang jawaban untuk tugas tersebut itu baru ada, ketika mendekati batas waktu pengumpulan.
Namun, kebiasaan deadliner memiliki dampak negatif bagi setiap orang yang melakukannya. Karena, seorang deadliner cenderung mengutamakan kecepatan dalam menyelesaikan tugas daripada kualitas tugas yang dikerjakan. Selain itu, seorang deadliner akan mengalami gangguan kesehatan, karena mereka akan rela begadang demi menyelesaikan sebuah tugas.
Pada intinya, menjadi seorang deadliner ataupun tidak, bukan menjadi masalah yang besar. Karena, semua itu tergantung pada orang yang melakukannya. Menjadi seorang deadliner pun bukanlah hal yang buruk, karena mereka memiliki kemampuan yang lebih dari orang lain dalam mengerjakan tugas secara cepat, dalam waktu yang singkat, dan di bawah tekanan.
Tetapi, tidak menjadi seorang deadliner pun adalah hal yang baik, karena mereka memiliki kemauan yang lebih kuat untuk menyelesaikan dan mengumpulkan tugasnya lebih awal. Sehingga, menjadi terbiasa dalam mengatur waktu dan mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu.