Inspiratif! Tak Hanya Hafidz, tetapi juga Berprestasi

Created by Fadilatun Nisa

Editor by Atik Fadilah 

Sumber Foto: Dokumen Pribadi

Rencang.id — Setiap mahasiswa pasti mengidamkan menjadi pribadi yang berprestasi, berharga, bahkan bisa menjadi kebanggaan bagi orang tua, perguruan tinggi, juga kebanggaan negara. Seperti halnya Muhammad Ikhsan Anfasya, pria asal Wonogiri, Jawa Tengah, yang sekarang sedang menempuh pendidikan di UIN Raden Mas Said Surakarta semester 7 dengan program studi Sastra Inggris (SI). 

Fasya, begitu sapaan akrabnya, seorang mahasiswa dengan IPK 3.89 juga Hafidz Qur’an 30 Juz, yang gemar menorehkan prestasinya. Sebagai bukti, dia pernah juara satu lomba Storytelling Piala Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Juara satu P2B Speech Competition tingkat Nasional, hingga menjadi narasumber pun sering Fasya lakukan. 

Pria sulung kelahiran Palangkaraya 10 Juli 2000 ini, hidup dengan kedua orang tua yang berpendidikan. Tak heran bila sedari kecil dia hanya punya waktu dengan orang tuanya pada malam hari saja. Pasalnya, di Sekolah Dasar (SD) diharuskan pulang sampai sore. 

Namun, tak sia-sia karena pada SD ini, dia dapatkan hafalan Juz 30. Ditambah dengan tinggal di pondok selama 6 tahun dari SMP-SMA, hafalan terus dia tingkatkan seiring bertambahnya waktu. Sewaktu di SMP Fasya dapatkan 7 Juz, mulai dari 28, 29, 30, 1, 2, 3, dan Juz 4. Hingga pada akhir SMA, dia tamatkan hafalannya dengan 30 Juz Al-Qur’an. 

Tapi siapa sangka, di balik pencapaiannya ternyata Fasya juga pernah merasa bimbang dengan pilihan kuliah. Akhirnya, setelah lulus dari SMA dia fokuskan dirinya untuk belajar di Kampung Inggris Pare selama lebih kurang sembilan bulan walau tanpa basic dalam bahasa inggris. Alhasil, pada kesempatan berikutnya, dia putuskan untuk kuliah mengambil jurusan Sastra Inggris. 

Tak sampai disitu pula, dia salurkan keterampilannya menjadi guru privat dan ekstrakurikuler bahasa inggris, hingga membangun komunitas English Fellowship. Baginya, mempelajari sesuatu yang baru terasa senang dan mudah. 

Ada pola baru yang dipikirkan oleh Fasya, ternyata bahasa bisa dipelajari, dan sekarang dia sedang mempelajari bahasa lain yaitu belanda dan korea. Selama pandemi pun Fasya sempatkan untuk belajar mengedit, mulai dari vector, design poster, photoshop, dan lain-lain.

Selain itu, Fasya juga aktif di organisasi public speaking, yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa Training For Motivation and Public Speaking (UKM T-MAPS). Bahkan berkesempatan untuk menjabat sebagai manager UKM T-MAPS. Tak heran, keaktifannya itu mengantarkannya pada jam terbang yang semakin banyak.

Sebagai penutup, Fasya menambahkan motivasi hidupnya.

“Never stop learning because life is never stop teaching. Everything that you have not done seems hard when you have not done it, the one thing that you need to do is to start and you will get one of it.” 
Lebih baru Lebih lama