Created by Muhamad Ridwan
Editor by Aulia Rahma Triyani
Rencang.id — Seorang mahasiswa memiliki kepribadian yang
berbeda-beda, mahasiswa juga mempunyai kesibukan masing-masing, yang biasanya terlihat
santai di kos maupun di rumah, tetapi dibalik kesantaiannya itu terdapat
kesibukan yang tidak terduga. Bagi seorang mahasiswa, memiliki tanggung jawab
itu cukup rumit. Akan tetapi, ada yang beranggapan bahwa, memiliki dua tanggung
jawab itu juga merupakan kesenangan tersendiri.
Kita belajar dari pengalaman, menempuh jalan
yang panjang, berkarya untuk tujuan yang baik. Mahasiswa juga begitu, mereka
menempuh jalan mereka masing-masing, berawal dari yang hanya fokus terhadap
kuliahnya maupun yang memiliki status pekerja sambilan. Kebanyakan mahasiswa
ingin memiliki uang saku lebih dan memiliki pengalaman. Uang saku didapat dari
pekerja sambilan dan pengalaman juga didapat dari apa yang sudah mereka
lakukan.
Dalam hal pengalaman, tidak semua orang mau melakukan
beberapa pekerjaan yang menurut mereka remeh, padahal dibalik pekerjaan remeh
itu terdapat pengalaman yang memuaskan. Secara sosial dapat membangun sebuah
komunikasi yang baik, secara emosional dapat membuat seseorang itu sadar bahwa
dalam pekerjaan harus disertakan keikhlasan dan kesabaran. Dapat dikatakan
bahwa, sebagai seorang pekerja itu penuh dengan kesabaran, ketabahan hati, dan ketenangan pikirannya.
Saya sendiri pernah merasakan perasaan menjadi seorang mahasiswa yang memiliki status pekerja
sambilan, dan pengalaman saya sendiri sebagai seorang pekerja juga tidaklah
sedikit. Seorang pekerja sambilan harus memiliki etika yang baik, serta
mempunyai sopan santun, untuk mendapatkan kepercayaan dari pemilik dan pembeli.
Mahasiswa yang melakukan pekerjaan sambilan juga tidak semua sempurna,
terkadang terdapat seorang mahasiswa yang mana ia judes, cuek, dan kurang dapat
berkomunikasi. Dengan pengalaman tersebut dia mulai menyadari bahwa memiliki
etika dan sopan santun juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya mewawancarai seorang mahasiswa
Universitas Negeri Semarang, Fauzi Nur. Dalam wawancara tersebut, dia
menceritakan pengalamannya sebagai mahasiswa sekaligus menjadi pekerja sambilan
guna menambah uang saku. Dia bekerja sambilan di sebuah yayasan, yang mana
yayasan tersebut mengadakan program bimbel atau bimbingan belajar. Dia merasa
keberatan untuk membagi waktu kuliah dan mengajar, dan juga waktu istirahatnya
berkurang sangat banyak.
“Kalau untuk saya sendiri sebenarnya sulit,
tapi karena keadaan yang mengharuskan saya untuk maju,” ucapnya.
Baginya, banyak cara lain untuk menambah uang
saku, pengalaman yang juga didapat
tidaklah sama dari semua pekerjaan. “Caranya sebenarnya banyak, akan tetapi
pengalaman yang didapat dari semua pekerjaan itu tidak sama. Seperti kata
pepatah ‘waktu adalah uang’. Jadi, selagi mencari ilmu juga bisa mencari
pengalaman, nantinya bisa kita manfaatkan dikemudian hari”. Di sini saya juga
menyadari bahwa pengalaman tidak mudah didapatkan dan dikuasai.
Untuk seorang mahasiswa, bekerja di bawah
tekanan merupakan rintangan yang patut diuji, dan kebanyakan mahasiswa juga
berani mengambil risiko untuk ditukarkan sebagai pengalaman. Maka, tidak ada
kata susah, selagi kita mau. Tidak ada kata sulit, jika kita melakukannya.