Created by Nabila Asma Afifah
Editor by Atik Fadilah
Rencang.id — WhatsApp adalah salah satu aplikasi pesan yang sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. Aplikasi ini merupakan salah satu platform pesan yang kini cukup sering digunakan untuk berkomunikasi, baik untuk melakukan komunikasi melalui teks hingga melakukan panggilan video. Fitur-fiturnya pun cukup lengkap, sehingga mampu membantu mahasiswa untuk melakukan komunikasi antar individu hingga dalam sebuah grup.
Salah satu fitur yang cukup terkenal dalam aplikasi WhatsApp adalah stiker. Stiker dalam aplikasi ini biasa digunakan untuk mengekspresikan atau menambah kesan tertentu dalam sebuah percakapan.
Ada berbagai macam stiker yang dapat
diunduh maupun dikreasikan sendiri secara gratis. Cara penggunaannya pun mudah,
cukup membuka bagian papan ketik, dan pilih ikon stiker yang biasanya terletak
di sebelah ikon emoji. Kemudian pilih stiker yang ingin digunakan, dan secara
otomatis stiker tersebut akan muncul sebagai balasan pesan dari pengirim.
Namun, dengan kemudahan itu, apakah penggunaan stiker dalam aplikasi WhatsApp dapat membantu terbentuknya komunikasi yang efektif?
Menurut Tommy Suprapto dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi (2009), komunikasi efektif merupakan komunikasi yang terjadi apabila penerima pesan menerima pesan, makna, atau maksud, sebagaimana yang dikehendaki oleh pengirim pesan.
Dalam hal ini, penggunaan stiker WhatsApp dapat dikatakan efektif, ketika sang penerima pesan dapat memahami makna dari stiker yang dikirim oleh sang pengirim pesan.
Dalam dunia kampus, penggunaan stiker WhatsApp digunakan bukan hanya di kalangan mahasiswa saja. Beberapa dosen pun diketahui menggunakan stiker WhatsApp dalam memberikan reaksinya pada suatu pesan.
Seperti saat seorang mahasiswa mengonfirmasi ulang mengenai kelanjutan mata kuliah pada dosen yang mengampu, seorang dosen biasanya akan memberi konfirmasi berupa stiker dengan kalimat bertuliskan "Ok" atau stiker lain yang memiliki makna yang serupa.
Fenomena ini terjadi juga dalam komunikasi antar individu dalam sebuah grup WhatsApp. Adanya stiker WhatsApp dapat membantu anggota grup dalam mengekspresikan dan memberikan penekanan dalam pesan yang ingin disampaikan.
Tidak jarang, dengan adanya stiker WhatsApp itu dapat menambah intensitas obrolan dan menambah keseruan dalam melakukan komunikasi dalam sebuah grup WhatsApp.
Stiker WhatsApp ini juga dianggap sangat
efektif oleh beberapa mahasiswa untuk digunakan sebagai salah satu saran
berkomunikasi. Dengan adanya stiker ini, pengirim pesan dapat menunjukkan
reaksi maupun situasi yang tengah dialaminya, pada suatu pesan tanpa harus
bertemu secara langsung untuk dapat memperlihatkan ekspresinya.
Hal ini sejalan dengan Teori Interaksi Simbolik milik George Herbert yang mengemukakan bahwa ada berbagai cara yang digunakan manusia dalam pembentukan makna dan struktur masyarakat lewat percakapan dengan menggunakan simbol-simbol.
Namun, tidak jarang juga penggunaan stiker WhatsApp justru dapat menyebabkan miskomunikasi antar penggunanya. Hal itu disebabkan adanya kesalahan tafsir dalam memahami stiker tersebut, yang tidak jarang justru bisa menyebabkan kesalahan fatal antara mahasiswa dengan dosen.
Karena itulah, seorang mahasiswa
jarang sekali menggunakan fitur stiker ini saat melakukan komunikasi dengan
dosen melalui aplikasi WhatsApp. Hal itu dimaksudkan, untuk tetap menjaga
kesopanan dan adab antara mahasiswa dengan dosen.