Memahami Pola Pikir Berkemanusiaan Ala Coki Pardede

Created by Rosyid Herlambang

Editor by Ramadan Dwi P


Source: http://tabloidbintang.com


Rencang.id — Siapa yang tak mengenal sosok penyiar radio dalam acara OZ Morning Show ini. Mengawali karir dengan stand up comedy, dimulai open mic di Stand Up Indo Depok dengan membawakan genre komedi dark yang berbeda dari komedian lain. Sehingga terdengar aneh dan dianggap tabu oleh kebanyakan orang.

Coki pardede yang bernama asli Reza Pardede ini dalam berkomedi tentunya tidak jauh dari kontrofersinya, karena dark komedi tidak semua orang bisa menerima. Salah satunya Coki pernah bercandai Covid-19 yang pada saat itu bertepatan pada hari imlek. Coki mengetweet dalam akun Twitternya @pardedereza “Gong xi fa cai! Apakah di Tiongkok pas angpao di buka isinya virus corona?” Tulis Coki. 

Hal tersebut tentunya membuat stigma masyarakat yang membaca menilai Coki tidak memiliki rasa empati akan masyarakat China yang sedang berjuang melawan virus corona. Lalu salah satu juri Masterchef Arnold Poernomo membalas cuitan Coki di Twitter pribadinya @arnoldpoernomo “Ga gituu mainnya cokk.” Tulisnya. Salah satu orang yang tidak suka dengan aksi Coki ini juga mengungkapkan kekesalnya @andreano24 “Guyonan tanpa empati yang berlindung dibalik dark jokes.” Tulisnya 

Dalam aksinya ini Coki mengakui bahwa dia satu satunya orang yang pertamakali bercandai Covid-19 di Indonesia dan dia dibantai satu Indonesia. Coki mengungkapkan lewat podcast 3second yang dipandu oleh Soleh Solihun, setelah kejadian tweet Coki itu malah banyak orang yang bercandai covid. 

Coki juga sempat berulah pada akun Instagramnya dia mengunggah foto sedang memegang minuman dan dijulurkan pada foto tepat pada anak Afrika yang sedang kelaparan. Tentunya banyak orang juga yang tidak suka dengan ulah Coki. Karena menurut Coki itu adalah bagian dari komedi.

Sebelumnya Coki juga pernah terkena kasus memasak babi dengan saus kurma bersama rekannya Tretan muslim. Konten tersebut diunggah di channel Youtube Tretan Universe tetapi sudah dihapus. Pasalnya, konten memasak itu dinilai oleh masyarakat sebagai tindakan penistaan agama, sampai Coki dan Tretan Muslim sempat keluar dari Majelis Lucu Indonesia (MLI) yang mereka berdua bangun. 

Walaupun Coki dalam setiap tingkah lakunya selalu terlihat tak mempunyai empati, dia berteman dengan seorang habib asal Madura, yaitu Habib Jafar Menurut statement Habib Jafar, Coki yang dinilai terlalu membanggakan agamanya tetapi seperti orang yang tidak bisa mengamalkan agama. 

Statement ini diungkap lewat podcast Denny Sumargo “Salah satu ajaran tuhan yang digembar gemborkan adalah pemaaf, mereka sendiri aja gak bisa mengamalkan ajaran tuhan yang mereka percaya.” Ungkap Coki.

Coki dahulunya pemeluk agama Kristen, karena dia tidak bisa memahami mengapa tuhan menciptakan berbagai macam agama lalu dia mencari jalan tengah yaitu beralih menjadi Agnostic. Namun dia masih mempercayai adanya tuhan.

Pada saat podcast di tempat Denny Sumargo, Coki juga membahas tentang sanksi sosial yang diterapkan pada masyarakat Indonesia. karena pada tahun 2021 silam Coki tertangkap narkoba dan menjalani rehabilitas di RSKO Cibubur, keluar pada tahun 2022. Pasalnya Coki selesai dari kasus narkoba bukan malah membuat Coki jatuh malah membuat dia tambah sukses. 

Mereka membahas tentang sanksi sosial yang ada di Indonesia, kebanyakan publik figur setelah terkena kasus narkoba setelah itu mereka drop dan butuh waktu lama untuk bangkit kembali. Pada podcast Denny Sumargo, Coki mengatakan bahwa yang berlaku di Indonesia yang katanya sanksi sosial, itu bukanlah sanksi sosial lebih kedendam. 

Menurut Coki “Sanksi sosial itu batasnya tipis, kita tidak bisa membedakan mana sanksi sosial mana dendam. Kalau hukum negara kita itu di tindak dengan diambil kebebasan dengan dimasukan kepenjara. Kalau kita melanggar hukum masyarakat kita akan akan dipukuli dan lain lain.” Ungkap Coki di podcast Denny Sumargo. 

Harusnya fungsi dari hukuman itu adalah mendidik. Dan menurut Coki “Yang gua liat definisi sanksi sosial di Indonesia itu menghancurkan orang sampai mati. Jadi menurut gua definisi sanksi sosial di masyarakat kita itu lebih kedendam, jadi masyarakat kita psikopat juga kok. Misalnya cancle culture.” Hal itu dikatakannya pada podcast Curhat Bang. Densu juga menambahkan “Cancle culture lebih ingin melihat lu hancur.”

Coki mengatakan “Marilah kita berkaca kepada diri kita masing masing. Apakah diri kita orang yang menggunakan tameng sanksi sosial padahal kita ingin menghancurkan bukan untuk mendidik.” Pada kenyataannya, banyak orang yang terkena kasus tapi tidak diberi tempat lagi padahal dia telah menyelesaikan masalahnya. 

Dan yang membuat heran adalah, saat Coki selesai dari kasus narkoba dia langsung mengadakan tour standup comedy yang diselenggarakan di 20 kota besar yang berada di Indonesia dan tiketnya laku terjual lebih dari 6000 tiket. 

Ini adalah pertama kalinya seorang standup comedyan menggelar tour standup sebanyak itu, bahkan Panji Pragiwaksono belum pernah mengadakan tour standup sepanjang itu. Hal itu diungkap oleh Gian Luigich salah satu rekan Coki di Majelis Lucu Indonesia di podcast Ghibah Komtung TV. Setelah itu, Coki akan merilis film dokumenter dirinya sendiri yang dia persembahkan untuk orang yang bertanya tanya tentang kehidupan personal yang akan segera tayang.

Lebih baru Lebih lama