Created by Rika Pramudya Aksanti
Editor by Aulia Rahma Triyani
Rencang.id — Menjadi mahasiswa itu
tidak mudah, banyak sekali rintangan dan cobaan yang harus dilewati. Kuliah
tidak hanya mengenai nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi,
tetapi bagaimana mahasiswa bisa membuat sebuah perubahan baru yang bermanfaat
untuk semua orang, dengan nilai yang positif. Sebagai mahasiswa harus bisa
beradaptasi dan membangun kualitas diri.
Kehidupan
perkuliahan yang monoton, terkadang dapat membuat mahasiswa menjadi bosan dan
jenuh. Maka dari itu, tidak ada salahnya mahasiswa mengikuti beberapa kegiatan
dan menjadi mahasiswa yang aktif selama kuliah.
Mahasiswa
yang aktif itu seperti apa? Mahasiswa aktif yang dimaksud adalah mahasiswa yang
tidak hanya mengikuti kelas dalam perkuliahan, tetapi juga mengikuti kegiatan
apa pun yang diselenggarakan oleh kampus. Seperti, Organisasi Mahasiswa
(Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan
sebagainya.
Organisasi
Mahasiswa atau lebih dikenal dengan Ormawa, merupakan suatu wadah bagi para
mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat dari orang-orang yang
mempunyai interest yang sama, supaya kemampuannya dapat
berkembang. Organisasi itu berbagai macam bentuk, apa saja sih?
Pertama,
ada yang namanya organisasi intra kampus atau organisasi internal, yang mana
memiliki fungsi untuk mengatur lingkungan kemahasiswaan dibidang legislatif dan
eksekutif. Seperti, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa
(HIMA). Teruntuk teman-teman mahasiswa yang masih bingung, terutama mahasiswa
baru, tentang apa itu BEM? BEM bisa disebut OSIS di perkuliahan. Artinya,
seperti organisasi eksekutif yang mengatur beberapa kegiatan di area kampus.
Kedua,
terdapat organisasi ekstra kampus atau organisasi di luar kampus. Organisasi
ekstra kampus ini berfungsi untuk, memberikan pengaderan dan menerapkan nilai
visi-misi terhadap organisasi.
Ketiga,
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), merupakan organisasi yang mengembangkan minat
dan bakat bagi mahasiswa. Selanjutnya ada komunitas, biasanya komunitas
bersifat lebih tidak terikat. Jadi, lebih leluasa karena tidak terpaut pada
suatu ikatan, dan komunitas tersebut terbentuk karena adanya kesamaan minat,
seperti klub menulis, komunitas diskusi, dan sebagainya.
Keempat,
terdapat kepanitiaan. Kepanitiaan merupakan organisasi yang sifatnya temporer,
artinya sementara untuk menjalankan suatu program kerja, entah itu bentuknya,
caranya, atau hal-hal lainnya. Salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said
Surakarta, yakni berinisial N, mempunyai banyak hal yang perlu para mahasiswa
ketahui mengenai organisasi, simak baik-baik ya.
1. Apa yang menjadi alasan untuk mengikuti organisasi? Memang seberapa
penting?
“Ada beberapa alasan mengapa saya join sebuah
organisasi. Pertama, karena emang mau upgrade diri. Soalnya kan saya anaknya
introvert jadi mau belajar bersosialisasi juga. Selain itu, di KPI kita
belajar tentang komunikasi juga jadi bisa sekalian menerapkan ilmu yang udah di
dapat. Kedua, karena ajakan dari kating (kakak tingkat). Ngeliat gimana dia
tiap jalan terus ada aja yang nyapa kayak menarik gitu, jadinya mau coba nambah
relasi juga. Terus yang ketiga, buat meningkatkan minat bakat dan meningkatkan
skill juga.”
2. Kira-kira manfaat yang didapatkan dari mengikuti organisasi itu apa saja
sih?
“Yang pastinya banyak banget. Mulai dari
relasi, dari segi pengembangan diri bisa bantu aku ningkatin minat dan bakat,
mengasah jiwa sosial, mengasah skill, sama bisa belajar banyak hal-hal baru.
Sesimpel sebagai mahasiswa pandemi yang masih belum tau apa-apa, dari
organisasi bisa tau rekomendasi kos, tempat makan, sampai nama ruangan di
kampus yang bisa aja nyasar kalau dicari sendiri.”
3. Tapi kalau mau ikut organisasi tugas kuliahnya kececeran! Terus cara
membagi waktu kuliah dan organisasi bagaimana?
“Tenang gaes, yang penting bisa
menempatkan skala prioritas aja. Tetap, kuliahnya nomor satu. Jadi kalau ada
tugas, ya diselesain dulu baru ngurus organisasi. Kan teman di organisasi juga
banyak. Bisa minta tolong yang lain buat handle dulu. Dan untuk membagi waktu
antara kuliah dengan organisasi, dengan cara menempatkan skala prioritas.
Tentuin dulu mana yang lebih penting. Terus ketahui juga kemampuan diri
sendiri. Kalau misal gampang drop ya, jangan terlalu banyak ikut kegiatan
ketika tugas lagi banyak-banyaknya.”
4. Tips buat mahasiswa baru yang ikut berorganisasi
supaya tidak kaget.
“Waduh, apa ya. Jangan malu buat ikut
kegiatan atau muncul di grup. Pelan-pelan aja gapapa. Kalau misal emang belum
berani memulai percakapan, gapapa nanti pasti bakal ada aja orang yang ngajakin
ngobrol. Terus, jangan paksain diri sendiri, kalau emang lagi sibuk jangan
sungkan buat minta izin gak ikut kegiatan. Tapi, tetap harus berlatih
bertanggung jawab sama amanah yang udah diberikan.”
5. Bagaimana dengan mahasiswa yang semester tua tetapi, ingin ikut organisasi?
Apa masih boleh, kan malu!
“Kalau di kampus, biasanya syarat masuk
organisasi kan ada yang membatasi maksimal semester tiga atau lima. Menurutku,
itu masih semester aman kalau mau masuk organisasi. Justru karena udah semester
tua, jadinya bisa lebih bijak buat nentuin organisasi mana yang emang sesuai
sama diri sendiri menurutku. Kan jadinya bisa liat, riset, survei dulu tentang
beberapa organisasi. Yang penting, kalau emang udah yakin, kenapa gak coba aja?
Mungkin awal awal masuk emang ngerasa kayak aneh, ngerasa paling tua sendiri.
Tapi kalau di kebanyakan organisasi yang aku ikuti, pada gak pada mandang
semester tua atau muda. Semua nyatu saja.”
6. Bagaimana mahasiswa yang hanya kuliah pulang (kupu-kupu) atau
mahasiswa yang tidak berorganisasi, apakah salah?
“Enggak salah sama sekali. Tiap orang kan
punya keputusannya masing-masing. Tiap orang juga punya alasannya
masing-masing. Mungkin aja dulu pas di SMA-nya udah sering banget ikut
organisasi, jadi sekarang mau istirahat atau mungkin takut keteteran.”
Sebenarnya,
mahasiswa kupu-kupu itu apa sih? Mahasiswa kupu-kupu adalah
mahasiswa yang tipikal kuliah-pulang, kuliah pulang, alias tidak ada aktivitas.
Lalu, bagaimana dengan nasib mahasiswa yang mager (malas gerak) atau
mahasiswa kupu-kupu? Salah tidak sih menjadi mahasiswa yang tidak mengikuti
suatu organisasi atau kegiatan kampus? Menurut saya, hal itu tidak dapat
disalahkan, mahasiswa yang tidak mengikuti BEM, HMJ, kewirausahaan, atau bahkan
tidak mengikuti apa pun sama sekali, itu semua tidak ada yang salah ataupun
benar. Itu semua sama baiknya, setiap pribadi mahasiswa berbeda-beda, atau
mungkin mahasiswa tersebut kurang bergaul (introvert).
Mahasiswa
kupu-kupu belum tentu hanya rebahan, mungkin ada yang sambil kerja atau sudah
mempunyai planning sendiri. Seperti, mengikuti organisasi dan
kegiatan volunteer di luar kampus atau sudah mengikuti
pelatihan yang tersedia di platform digital.
Jika
menjadi mahasiswa tipikal self learner, maka mahasiswa tersebut cocok
menjadi mahasiswa kupu-kupu, kok begitu? Maksudnya, mahasiswa
tersebut tidak perlu bergabung sebuah organisasi, tetapi mahasiswa tersebut
bisa mengikuti lembaga non profit, mengikuti magang di luar
kampus dan itu jauh lebih baik. Tetapi, jika menjadi mahasiswa tipikal yang
senang bersosialisasi, maka mahasiswa tersebut cocok untuk bergabung dengan
organisasi. Karena, dengan berorganisasi, mahasiswa akan mendapat ilmu pengetahuan
bakat minat, mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendanaan terkait bakat
minat, serta minat bakatnya bisa dieksplorasi dan diekspos dalam
berbagai kesempatan.
Intinya,
menjadi mahasiswa yang mager itu tidak apa-apa. Asalkan, harus
tetap bisa aktif dengan cara mengikuti kegiatan di luar kampus. Manfaatkan
media sosial dengan sebaik mungkin, tidak hanya sibuk men-scroll TikTok,
Twitter, dan Instagram. Apakah mahasiswa tidak boleh up to date? Boleh
banget, tetapi harus bisa make time for your own daily schedule,
jikalau hari ini harus beraktivitas, ya beraktivitaslah mulai dari mengikuti
organisasi atau kegiatan apa pun, yang terpenting tidak hanya tiduran, atau
rebahan. Gunakanlah media sosial sebagai wadah untuk berkembang menjadi
mahasiswa yang aktif dan berpikir kritis.
Jadi, apa pun itu statusmu,
kepribadianmu, jangan dijadikan sebagai sebuah hambatan, jangan lebih
rendah dari siapa pun, selama kamu mencoba yang terbaik, kamu hebat. Jadi,
siapa lagi yang bisa membawa perubahan selain diri kamu sendiri. Karena,
perubahan itu tergantung dari apa yang ingin kamu pilih, dan setiap detik itu
sangat berharga, gunakanlah waktumu sebaik mungkin.