Mahasiswa Kok Mager? Minimal Aktif Lah!

Created by Rika Pramudya Aksanti

Editor by Aulia Rahma Triyani


Source: Pinterest.com


Rencang.id — Menjadi mahasiswa itu tidak mudah, banyak sekali rintangan dan cobaan yang harus dilewati. Kuliah tidak hanya mengenai nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi, tetapi bagaimana mahasiswa bisa membuat sebuah perubahan baru yang bermanfaat untuk semua orang, dengan nilai yang positif. Sebagai mahasiswa harus bisa beradaptasi dan membangun kualitas diri.


Kehidupan perkuliahan yang monoton, terkadang dapat membuat mahasiswa menjadi bosan dan jenuh. Maka dari itu, tidak ada salahnya mahasiswa mengikuti beberapa kegiatan dan menjadi mahasiswa yang aktif selama kuliah.


Mahasiswa yang aktif itu seperti apa? Mahasiswa aktif yang dimaksud adalah mahasiswa yang tidak hanya mengikuti kelas dalam perkuliahan, tetapi juga mengikuti kegiatan apa pun yang diselenggarakan oleh kampus. Seperti, Organisasi Mahasiswa (Ormawa), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan sebagainya.


Organisasi Mahasiswa atau lebih dikenal dengan Ormawa, merupakan suatu wadah bagi para mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat dari orang-orang yang mempunyai interest yang sama, supaya kemampuannya dapat berkembang. Organisasi itu berbagai macam bentuk, apa saja sih?


Pertama, ada yang namanya organisasi intra kampus atau organisasi internal, yang mana memiliki fungsi untuk mengatur lingkungan kemahasiswaan dibidang legislatif dan eksekutif. Seperti, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Himpunan Mahasiswa (HIMA). Teruntuk teman-teman mahasiswa yang masih bingung, terutama mahasiswa baru, tentang apa itu BEM? BEM bisa disebut OSIS di perkuliahan. Artinya, seperti organisasi eksekutif yang mengatur beberapa kegiatan di area kampus.


Kedua, terdapat organisasi ekstra kampus atau organisasi di luar kampus. Organisasi ekstra kampus ini berfungsi untuk, memberikan pengaderan dan menerapkan nilai visi-misi terhadap organisasi.


Ketiga, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), merupakan organisasi yang mengembangkan minat dan bakat bagi mahasiswa. Selanjutnya ada komunitas, biasanya komunitas bersifat lebih tidak terikat. Jadi, lebih leluasa karena tidak terpaut pada suatu ikatan, dan komunitas tersebut terbentuk karena adanya kesamaan minat, seperti klub menulis, komunitas diskusi, dan sebagainya.


Keempat, terdapat kepanitiaan. Kepanitiaan merupakan organisasi yang sifatnya temporer, artinya sementara untuk menjalankan suatu program kerja, entah itu bentuknya, caranya, atau hal-hal lainnya. Salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, yakni berinisial N, mempunyai banyak hal yang perlu para mahasiswa ketahui mengenai organisasi, simak baik-baik ya.

 

1. Apa yang menjadi alasan untuk mengikuti organisasi? Memang seberapa penting?

“Ada beberapa alasan mengapa saya join sebuah organisasi. Pertama, karena emang mau upgrade diri. Soalnya kan saya anaknya introvert jadi mau belajar bersosialisasi juga. Selain itu, di KPI kita belajar tentang komunikasi juga jadi bisa sekalian menerapkan ilmu yang udah di dapat. Kedua, karena ajakan dari kating (kakak tingkat). Ngeliat gimana dia tiap jalan terus ada aja yang nyapa kayak menarik gitu, jadinya mau coba nambah relasi juga. Terus yang ketiga, buat meningkatkan minat bakat dan meningkatkan skill juga.”

 

2. Kira-kira manfaat yang didapatkan dari mengikuti organisasi itu apa saja sih?

Yang pastinya banyak banget. Mulai dari relasi, dari segi pengembangan diri bisa bantu aku ningkatin minat dan bakat, mengasah jiwa sosial, mengasah skill, sama bisa belajar banyak hal-hal baru. Sesimpel sebagai mahasiswa pandemi yang masih belum tau apa-apa, dari organisasi bisa tau rekomendasi kos, tempat makan, sampai nama ruangan di kampus yang bisa aja nyasar kalau dicari sendiri.” 

 

3. Tapi kalau mau ikut organisasi tugas kuliahnya kececeran! Terus cara membagi waktu kuliah dan organisasi bagaimana?

Tenang gaes, yang penting bisa menempatkan skala prioritas aja. Tetap, kuliahnya nomor satu. Jadi kalau ada tugas, ya diselesain dulu baru ngurus organisasi. Kan teman di organisasi juga banyak. Bisa minta tolong yang lain buat handle dulu. Dan untuk membagi waktu antara kuliah dengan organisasi, dengan cara menempatkan skala prioritas. Tentuin dulu mana yang lebih penting. Terus ketahui juga kemampuan diri sendiri. Kalau misal gampang drop ya, jangan terlalu banyak ikut kegiatan ketika tugas lagi banyak-banyaknya.”

 

4. Tips buat mahasiswa baru yang ikut berorganisasi supaya tidak kaget.

“Waduh, apa ya. Jangan malu buat ikut kegiatan atau muncul di grup. Pelan-pelan aja gapapa. Kalau misal emang belum berani memulai percakapan, gapapa nanti pasti bakal ada aja orang yang ngajakin ngobrol. Terus, jangan paksain diri sendiri, kalau emang lagi sibuk jangan sungkan buat minta izin gak ikut kegiatan. Tapi, tetap harus berlatih bertanggung jawab sama amanah yang udah diberikan.”

 

5. Bagaimana dengan mahasiswa yang semester tua tetapi, ingin ikut organisasi? Apa masih boleh, kan malu!

Kalau di kampus, biasanya syarat masuk organisasi kan ada yang membatasi maksimal semester tiga atau lima. Menurutku, itu masih semester aman kalau mau masuk organisasi. Justru karena udah semester tua, jadinya bisa lebih bijak buat nentuin organisasi mana yang emang sesuai sama diri sendiri menurutku. Kan jadinya bisa liat, riset, survei dulu tentang beberapa organisasi. Yang penting, kalau emang udah yakin, kenapa gak coba aja? Mungkin awal awal masuk emang ngerasa kayak aneh, ngerasa paling tua sendiri. Tapi kalau di kebanyakan organisasi yang aku ikuti, pada gak pada mandang semester tua atau muda. Semua nyatu saja.”

 

6. Bagaimana mahasiswa yang hanya kuliah pulang (kupu-kupu) atau mahasiswa yang tidak berorganisasi, apakah salah?

“Enggak salah sama sekali. Tiap orang kan punya keputusannya masing-masing. Tiap orang juga punya alasannya masing-masing. Mungkin aja dulu pas di SMA-nya udah sering banget ikut organisasi, jadi sekarang mau istirahat atau mungkin takut keteteran.”

 

Sebenarnya, mahasiswa kupu-kupu itu apa sih? Mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa yang tipikal kuliah-pulang, kuliah pulang, alias tidak ada aktivitas. Lalu, bagaimana dengan nasib mahasiswa yang mager (malas gerak) atau mahasiswa kupu-kupu? Salah tidak sih menjadi mahasiswa yang tidak mengikuti suatu organisasi atau kegiatan kampus? Menurut saya, hal itu tidak dapat disalahkan, mahasiswa yang tidak mengikuti BEM, HMJ, kewirausahaan, atau bahkan tidak mengikuti apa pun sama sekali, itu semua tidak ada yang salah ataupun benar. Itu semua sama baiknya, setiap pribadi mahasiswa berbeda-beda, atau mungkin mahasiswa tersebut kurang bergaul (introvert).


Mahasiswa kupu-kupu belum tentu hanya rebahan, mungkin ada yang sambil kerja atau sudah mempunyai planning sendiri. Seperti, mengikuti organisasi dan kegiatan volunteer di luar kampus atau sudah mengikuti pelatihan yang tersedia di platform digital.


Jika menjadi mahasiswa tipikal self learner, maka mahasiswa tersebut cocok menjadi mahasiswa kupu-kupu, kok begitu? Maksudnya, mahasiswa tersebut tidak perlu bergabung sebuah organisasi, tetapi mahasiswa tersebut bisa mengikuti lembaga non profit, mengikuti magang di luar kampus dan itu jauh lebih baik. Tetapi, jika menjadi mahasiswa tipikal yang senang bersosialisasi, maka mahasiswa tersebut cocok untuk bergabung dengan organisasi. Karena, dengan berorganisasi, mahasiswa akan mendapat ilmu pengetahuan bakat minat, mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendanaan terkait bakat minat, serta minat bakatnya bisa dieksplorasi dan diekspos dalam berbagai kesempatan.


Intinya, menjadi mahasiswa yang mager itu tidak apa-apa. Asalkan, harus tetap bisa aktif dengan cara mengikuti kegiatan di luar kampus. Manfaatkan media sosial dengan sebaik mungkin, tidak hanya sibuk men-scroll TikTok, Twitter, dan Instagram. Apakah mahasiswa tidak boleh up to date? Boleh banget, tetapi harus bisa make time for your own daily schedule, jikalau hari ini harus beraktivitas, ya beraktivitaslah mulai dari mengikuti organisasi atau kegiatan apa pun, yang terpenting tidak hanya tiduran, atau rebahan. Gunakanlah media sosial sebagai wadah untuk berkembang menjadi mahasiswa yang aktif dan berpikir kritis.


Jadi, apa pun itu statusmu, kepribadianmu, jangan dijadikan sebagai sebuah hambatan, jangan lebih rendah dari siapa pun, selama kamu mencoba yang terbaik, kamu hebat. Jadi, siapa lagi yang bisa membawa perubahan selain diri kamu sendiri. Karena, perubahan itu tergantung dari apa yang ingin kamu pilih, dan setiap detik itu sangat berharga, gunakanlah waktumu sebaik mungkin.

Lebih baru Lebih lama