Dilema Mahasiswa "Nglaju"


Created by Nabila Asma Afifah
Editor by Muhammad Afifullah 


Sumber gambar: freepik.com


Rencang.id  Memiliki tempat tinggal yang cukup dekat dengan kampus merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi seorang mahasiswa. Selain tidak perlu membayar uang kos, memiliki rumah yang dekat dengan kampus juga dapat menghemat pengeluaran uang makan, tinggal pulang ke rumah dan tak perlu kebingungan saat uang bulanan mulai menipis.

Akan tetapi, bagaimana nasib mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jaraknya tanggung dari kampus? Tidak terlalu jauh, dan juga bisa dibilang tak terlalu dekat dari kampus. Ketika mahasiswa lain hanya menempuh jarak maksimal 10 menit dari tempat tinggalnya, mahasiswa yang satu ini bahkan bisa menghabiskan waktu hingga 60 menit untuk menempuh jalan menuju kampus.

Dilema memenuhi perasaan para mahasiswa yang berangkat dari rumah, atau yang biasa dipanggil sebagai mahasiswa nglaju. Beberapa diantara mereka merasa ingin tinggal di kos seperti teman-teman yang lain, tapi jarak rumah yang sebenarnya tak begitu jauh menyurutkan keinginan mereka. Belum lagi pertimbangan dengan uang sewa kos dan biaya hidup lainnya yang terhitung lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya ketika ia memutuskan untuk pulang pergi dari rumah menuju kampus.

Selain itu, adanya kejadian dosen yang mengumumkan jam kuliah secara tiba-tiba, dan  kondisi jalanan yang tak dapat diprediksi turut menjadi problematika mahasiswa nglaju. Tak jarang pula ada dosen yang tiba-tiba tidak dapat menghadiri perkuliahan dan membuat mahasiswa nglaju kembali kebingungan. Ingin kembali ke rumah, tetapi rentang waktu dengan mata kuliah selanjutnya terlihat tak memungkinkan. Namun, jika tak kembali ke rumah, mau kemana dan apa yang bisa ia lakukan sembari menunggu pergantian menuju mata kuliah selanjutnya?

Maka disitulah, dilema para mahasiswa nglaju sering diuji. Belum lagi, jika mahasiswa nglaju merupakan mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi. Ia harus berangkat ke kampus selain di jam mata kuliah, karena mungkin ada pertemuan rapat, menemui tamu dari luar, kegiatan, dan lain sebagainya. Seringkali pula, seorang mahasiswa nglaju terpaksa pulang lebih dulu, karena harus menghindari waktu malam yang rawan dengan tindak kejahatan.

Menjadi mahasiswa nglaju memang rumit. Niatnya, ingin menghemat ongkos biaya hidup, namun uangnya justru habis untuk bahan bakar dan nongkrong ketika kebingungan mencari tempat untuk mengisi jam kosong menuju pergantian mata kuliah selanjutnya. Bahkan saat pulang dari kampus, mahasiswa nglaju biasanya sampai di rumah dengan keadaan lelah luar biasa karena menghabiskan waktunya di jalan. Suasana macet hingga kejadian tak terduga seperti ban bocor menghabiskan banyak energi bagi seorang mahasiswa nglaju. Hingga akhirnya tak ada cukup energi untuk mengerjakan tugas maupun sekedar mengulang materi yang baru saja didapat.

Namun, menjadi mahasiswa nglaju tetaplah memiliki keuntungan tersendiri. Terutama ketika sampai rumah dan disambut oleh hangatnya sapaan orangtua yang belum tentu didapat oleh mahasiswa rantau yang tinggal di kost. Sampai rumahpun biasanya makanan sudah tersedia, mereka tinggal makan tanpa perlu memikirkan cara menyisihkan uang agar masih cukup untuk makan selanjutnya. Selain itu, waktu yang digunakan selama perjalanan menuju rumah dapat menjadi sarana untuk melepas penat setelah seharian berkutat dengan materi-materi perkuliahan yang cukup menguras pikiran.


Lebih baru Lebih lama