WAKIL RAKYAT TAKUT MENJABAT





Tak lama lagi Kota Harapan Rakyat akan menyelenggarakan pesta demokrasi memilih walikota dan wakil untuk periode selanjutnya. Masyarakat sangat antusias menyambut adanya pilkada tersebut. Ada 2 calon yang akan maju dalam pilkada ini. Banyak poster calon yang terpasang disudut - sudut kota bahkan hingga di desa. Tapi masyarakat dibuat bingung oleh poster – poster yang ada. Dalam poster calon nomor urut 1 bertuliskan slogan ‘Memilih Saya, Berarti Anda Tidak Kasian Dengan Saya”, dan calon nomor 2 bertuliskan slogan “Anda Memilih Saya, Berarti Anda Menambah Beban Hidup Saya”. Slogan tersebut menjadi perbincangan di setiap tempat berkumpulnya warga. 

Dipasar, seorang pembeli bertanya “Ngopo ya calone kok emoh dipilih? (Kenapa ya calonnya tidak mau dipilih?) dengan wajah bingung kepada pembeli lain. pembeli lain menjawabnya dengan wajah lesu dan bingung juga “Wah yo mbuh bu, trus sopo sing ameh dadi pemimpin lek ngeneki. (’Wah, ya tidak tau bu, lalu siapa yang akan jadi pemimpin kalau begini.). Angeelll weessss angeelll (Susaahh sudaaah susaaaah) sahut seorang penjual dengan nada tinggi dan lantang dengan sedikit tertawa.

Diwarung kopi, Pak Sinner (penjual) berkata,“Kang, milih sopo sampean ngko? (Mas, memilih siapa kamu nanti?). Pak Pian (pembeli) menjawab dengan raut muka bingung dan nada lesu, “Kosik kang, calonne ra meyakinkan kabeh og, ra niat blas koyone.” (Sebentar mas, calonnya tidak meyakinkan semua, gak niat sama sekali kayaknya.)

Di salon, Mbak Maya (pemilik) bertanya, “Jeng, kok aku bingung yo, kudu milih calon sing pie, nek awakmu pie? (“Jeng, kok aku bingung ya, harus pilih calon yang gimana, kalo dirimu gimana?). Dyah menjawab dengan tertawa “Yo lek aku tetep milih bojoku to jeeeng (“Ya kalo aku milih suamiku to jeeeng). 

Terlepas dari itu, kedua calon tak lupa membagikan kaos transparant, sembako, dan dana kenakalan, pada masyarakat agar tidak memilihnya. 

Sebut saja Udin, seorang yang berbadan atletis bertemu dengan Jumiyah, tetangganya yang juga mendapatkan kaos trasparant. dengan wajah ceria dan memarekan tubuh atletisnya pada jumiyah “Lek aku gak masalah nganggo kaos transparant, lupute gak sumuk, iso ngetokno awakku sing atletis (Kalo aku gak masalah pakai kaos transparant, selain gak gerah, bisa mempelihatkan tubuhku yang atletis). Jumiyah pun menjawab “Iyo, sampean iso ngomong ngono, lek aku jelas isin laaah, kudu gawe klambi rangkep, (Iya, kamu bisa bilang gitu, kalo aku jelas malu laaaah., harus pakai baju rangkap) dengan wajah sengit dan sedikit menyingkap baju rangkapnya, yang kebetulan kaos partai ia pakai juga. 

Diposko kedua calon sedang berlangsung pembagian sembako dan juga dana kenakalan. Tapi, tak ada warga yang datang untuk mengambil sembako dan dana kenakalan tesebut, sebab didepan posko terpasang pamflet besar yang bertuliskan Silahkan Ambil, Tapi Tolong Jangan Pilih Saya.” Sedangkan masyarakat berharap besar agar periode selanjutnya ada salah 1 calon yang akan memimpin di Kota Harapan Rakyat ini. 

Hari yang dinanti telah tiba, warga sangat antusias berbondong - bondong menuju ke TPS untuk memilih calon pilihan mereka masing - masing. Antusiasme tak hanya datang dari masyarakat saja, tapi juga dari panitia penyelenggara pilkada. Banyak konsep menarik di setiap TPS, ada yang bernuansa horor, dengan interior makam dan berkostum layaknya hantu, ada juga yang bergaya ala geng motor, bergaya badut dan lainnya. 

Setelah perhitungan suara usai dan telah diketahui siapakah calon walikota dan wakil walikota yang terpilih, nomor urut 1 yang memenangkan pada pilkada kali ini, anggota pemenang pilkada menundukkan kepala dan menangis atas musibah amanah yang dipikulkan diatas pundak mereka. Sambil berangkulan, mereka bedoa agar bisa melaksanakan amanat dari masyarakat dengan baik.


Oleh: Faiz Fajar N

Lebih baru Lebih lama