MACRON DAN GEJOLAK YANG TERJADI DI PRANCIS

 

 

Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron lahir di AmiensPrancis21 Desember 1977. Macron adalah putra dari Jean-Michel Macron, Profesor Neurologi di Universitas Picardy, dan Françoise Macron-Noguès, MD. Ia adalah seorang politikus Prancis yang menjabat sebagai  Presiden Prancis dan ex-officio Pangeran Andorra sejak tanggal 14 Mei 2017. Sebelumnya, Macron merupakan mantan bankir investor Prancis. Pada 26 Agustus 2014 ia pernah dilantik sebagai  Menteri Ekonomi, Pembaruan Industri dan Urusan Digital dalam pemerintahan Manuel Valls

Jika sebagian besar presiden di negara-negara lain "berlindung" di bawah naungan partai yang sudah eksis, maka hal tersebut tidak berlaku bagi Macron. Setelah hengkang dari partai sayap kiri terbesar di Prancis, Partai Sosialis (2006-2009), Macron akhirnya membuat gebrakan dengan menciptakan sebuah partai yang berbeda dari partai-partai Prancis lainnya, namanya "En Marche!" (bergerak!).

En Marche! yang beraliran gerakan politik tengah dan liberal, resmi didirikan pada 6 April 2016. Untuk membesarkan partainya ini, akhirnya Macron mengundurkan diri dari kabinet François Hollande serta meninggalkan jabatannya sebagai Menteri Ekonomi dan Keuangan. Namun saat peluncuran besar-besaran partainya tersebut, hubungan antara Macron dan Hollande pun goyah lantaran dia dianggap tidak loyal. Selain itu, inisiatif pendirian En Marche! diduga kuat karena Macron punya ambisi besar untuk menjadi presiden terpilih 2017.

Untuk menarik suara rakyat, Macron dan para relawannya pun mempunyai cara yang tidak biasa. Mereka akan mengetuk pintu-pintu rumah para warga secara langsung dan menanyakan perubahan apa yang mereka harapkan. Macron dan relawannya pun juga dengan cerdik menuturkan misinya kepada rakyat Prancis bahwa partainya merupakan gerakan yang akan membawa Prancis ke abad ke-21. Mereka juga mengatakan bahwa En Marche adalah partai politik berhaluan sentris yang akan menyatukan rakyat Prancis.

Akhirnya, setelah diterpa berbagai isu serta menjadi korban "hacking", En Marche! kemudian berganti nama menjadi "La République En Marche!" (LREM), dan berhasil memperoleh suara mayoritas pada Majelis Nasional Prancis saat pemilihan legislatif Juni 2017.

Melansir Channel News Asia, Minggu (1/11/2020), Emmanuel Macron berkuasa pada tahun 2017 dengan gelombang optimisme bahwa dia adalah pemimpin transformasional yang akan membawa reformasi, yang sangat dibutuhkan oleh Prancis dan mengembalikan kepercayaannya sebagai pemain di panggung global. Namun selama dua tahun menjabat, ia dilanda serangkaian krisis. Pertama dari 2018 hingga 2019, muncul protes selama lebih dari satu tahun dengan tajuk "rompi kuning" terhadap reformasinya, dan kemudian pemogokan nasional yang melumpuhkan karena perubahan pada sistem pensiun Prancis.

Dan tepat ketika serangan berkurang dan Macron mulai berbicara dengan percaya diri tentang apa yang akan terjadi dalam "babak kedua" dari mandatnya. Dunia dilanda pandemi virus corona, yang memaksa penguncian nasional. Tidak berhenti disitu, di tahun ke-3 dia menjabat (2020) Prancis juga dilanda terror akibat pernyataannya yang dinilai menghina Nabi Muhammad S.AW.

Dilansir dari CNN Indonesia, sudah lebih dari sebulan sejak bulan Oktober hingga sekarang, Presiden Prancis Emmanuel Macron, menjadi sorotan akibat ucapannya yang kontroversial. Sejumlah pernyataannya yang dinilai menghina Islam menuai kecaman dari penjuru dunia. Dia juga menyatakan tidak akan menghalangi  penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad S.A.W., oleh majalah Charlie Hebdo yang menyulut amarah umat Muslim, dan mempertahankan kebebasan berpendapat. Di sisi lain Prancis juga diguncang serangkaian peristiwa berdarah dan lonjakan kasus infeksi virus covid-19

 

Karena pernyataannya banyak korban berjatuhan akibat terror yang marak terjadi, seperti pada seorang guru yang bernama Samuel Paty (47). Dia dipenggal kepalanya oleh pelaku yang mengatasnamakan Islam pada 16 Oktober karena membahas karikatur Nabi Muhammad S.A.W., kepada murid-muridnya di sekolah tempat dia mengajar. Dia tewas di tangan Abdoullakh Abouyezidovitch (18).

Penyerangan terbaru terjadi di kota Lyon, di mana seorang pendeta Kristen Ortodoks Yunani, Nikolaos Kakavelaki (52), mengalami luka-luka setelah ditembak penyerang misterius. Dia diserang saat sedang menutup gerejanya pada Sabtu (31/10). Kini ia dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Pernyataan Macron yang mendapat kecaman dari berbagai negara, tidak terkecuali dari Indonesia juga, Pemerintah RI mengecam pernyataan macron yang dinilai melukai 2 miliar Muslim di seluruh dunia.

Seperti mengutip dari news.detik.com, "Indonesia mengecam pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam. Pernyataan tersebut telah melukai perasaan lebih dari 2 miliar orang Muslim di seluruh dunia dan telah memecah persatuan antar umat beragama di dunia," demikian pernyataan RI seperti yang tertera situs resmi Kemlu RI, pada Jumat (30/10/2020).

Kecaman dari sejumlah negara nyatanya tidak membuat Emmanuel Macron sadar, apalagi meminta maaf. Bahkan dia malah memberikan penghargaan Legion of Honor (penghargaan sipil tertinggi di Prancis) kepada Samuel Paty, yang merupakan salah satu korban penyerangan. Dia dianggap sebagai pahlawan karena dibunuh oleh pengecut, karena mewakili nilai-nilai sekuler dan demokratis Republic Prancis.

 

Penulis: Rafiq Ma’ruf

Editor: Anisa Rahma

 

Sumber rujukan :

https://id.wikipedia.org/wiki/Emmanuel_Macron

https://news.detik.com/berita/d-5234814/ri-kecam-pernyataan-presiden-prancis-hina-islam-lukai-2-miliar-muslim-dunia

https://www.liputan6.com/global/read/4397161/hadapi-sederet-masalah-bagaimana-elektabilitas-presiden-prancis-emmanuel-macron

https://www.detik.com/tag/emmanuel-macron

Lebih baru Lebih lama