GERAKAN BOIKOT PRODUK PERANCIS SEBABKAN ISLAMOPHOBIA MENINGKAT

Kebencian terhadap Islam semakin berkembang di Dunia. Diskriminasi terhadap Muslim masih dilakukan di banyak negara terutama di Eropa. Mereka tidak dapat leluasa menjalankan ibadah di sana. Pandangan negatif banyak diterima oleh muslimah berhijab di Eropa. Bahkan, dahulu beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Perancis, Tunisia sempat melarang penggunaan hijab. Tragedi 11 September 2001 di Gedung WTC New York, Amerika Serikat semakin memperburuk wajah Islam di Eropa ( dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_11_September _2001)

Islamophobia berkembang di Perancis. Bahkan, pada tahun 2011 Perancis menjadi Negara pertama di Eropa yang melarang penggunaan cadar yang menutupi cadar diruang publik. Ekstremes agama begitu ditentang di Negara ini. Belum lama ini, tagar Boikot Produk Perancis viral di Twitter. Saat ini sudah banyak negara muslim melakukan boikot terhadap Produk Perancis. Hal tersebut dikarenakan Kartun Nabi Muhammad SAW ditampilkan di Gedung Pemerintahan Daerah Perancis, yaitu di Mongotepellie dan Toulouse. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap Samuel Paty. Selama lebih dari empat jam Majalah Satire Charlie Hebdo memproyeksikan Kartun Nabi Muhammad SAW.    

Pada Jumat sore, 16 Oktober 2020 Samuel Paty seorang Guru Sejarah, dibunuh dan dipenggal oleh remaja muslim bernama Abdullakh Anzorov (18) yang berasal dari Chechnya, Rusia. Ia tewas setelah mengajar tentang kebebasan berpendapat. Pemicunya, 10 hari sebelum ia dibunuh guru tersebut membuka ruang diskusi. Yaitu diskusi tentang kartun Nabi Muhammad SAW didalam kelas. Ajaran agama Islam memang melarangnya, Nabi Muhammad SAW adalah figur sakral dan tidak boleh digambar oleh siapapun. 

Penyelidik Perancis menduga kematian Samuel Pety sebagai aksi terorisme. Presiden Perancis Emmanuel Macron langsung datang ke lokasi kejadian dan menyebut kejadian tersebut adalah serangan terorisme Islami. Presiden Perancis Emmanuel Macron sangat membelanya, bahkan Pada tanggal 21 Oktober 2020 Presiden Perancis memuji Samuel Pety sebagai pahlawan diam dan wajah republik. Macron memberikan penghargaan paling tinggi negara kepada keluarga Samuel Pety. Macron mengatakan bahwa ia ingin adanya penguatan kerjasama antara Perancis dengan Rusia dalam perang melawan terorisme dan imigrasi ilegal. Melansir Associated Press (AP) Pemerintah Iran mengatakan bahwa perancis mengizinkan kebencian terhadap Islam di bawah kedok dukungan kebebasan berekspresi ( dikutip dari https://www.facebook.com/Tawaf .TV/ )

Terorisme selalu dikaitkan dengan Islam merupakan pandangan yang salah. Pada dasarnya semua gerakan terorisme di Dunia berbasis ideologi agama, bukan hanya Islam, namun agama lain juga. Contohnya di Srilanka ada kelompok berbasis hindu, lalu di Jepang, Eropa Utara dan Timur berbasis ideologi agama baik kristen maupun katolik. Sangat disayangkan banyak stigma di Media mengatakan bahwa teroris mayoritas beragama Islam. Banyak Negara berhaluan Islam seperti Irak dan Afghanistan. Irak merupakan basis teroris. Kelompok di Negara tersebut walaupun tidak beraliansi pada Negara , tetapi Amerika tetap melakukan serangan terhadap mereka. Serangan dilakukan ke Afghanistan pada tahun 2001 dan 2003 dilakukan serangan ke Irak. Hingga kini tidak ada jawaban mengapa Amerika Serikat menyerang Afghanistan dan terus berkepanjangan. Hal tersebut mengakibatkan Ektremes Islam merasa tidak mendapat keadilan dari dunia. Selain itu di Zaman, Suriah ada strategi di mana rezim harus diturunkan. Melindungi kelompok Muslim yang teraniaya sangat diterapkan oleh kelompok teroris tersebut (dikutip dari https://www.viva.co.id/berita/dunia/1013176-fenomena-islamophobia-meningkat-ungkap-riset)

Gerakan Boikot Produk Perancis dikhwatirkan dapat menyebabkan Islamopobhia meningkat. Gerakan Boikot Produk Perancis menimbulkan pro dan kontra di Masyarakat. Bahkan, di media sosial kita akan menjumpai banyak perdebatan karena masalah ini. Masing-masing pihak merasa paling benar. Perbedaan pandangan terhadap kedudukan agama di berbagai negara menjadi salah satu penyebab perdebatan semakin memanjang. Diketahui, saat ini Hukum Sekuler berlaku di Negara Perancis. Akibatnya, kebanyakan warga Perancis memang terampil diberbagai bidang kehidupan namun minim dalam hal ketaqwaan. Jika dikaitkan dengan kasus Kartun Nabi muhammad, pihak yang mengecam pembunuhan terhadap Samuel Paty akan menganggap tindakan Samuel Paty bukanlah hal yang buruk karena kedudukan Agama di Perancis memang tidak diutamakan. Mereka justru merasa Gerakan Pemboikotan adalah hal yang berlebihan, akibatnya kebencian terhadap Islam akan bertambah. 

Gerakan Boikot terhadap Produk Perancis tidak bisa disalahkan. Bagaimanapun membuat Kartun Nabi Muhammad SAW adalah salah. Muslim di dunia mengecam Sikap Macron. Alasannya, pertama Macron melindungi dan tidak melarang penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW dengan dalih kebebasan berekspresi. Padahal majalah Charlie Hebdo sudah dikecam sejak lama karena menggambar Nabi Muhammad SAW. Kedua, Anzorov ditembak mati sedangkan Paty disebut sebagai pembela kebebasan. Apakah ini bisa disebut keadilan? Pertanyaanya Apakah Macron dan Paty tidak tahu bahwa menggambar Nabi Muhammad SAW adalah sebuah penghinaan terhadap Islam? Atau memang tidak mau tahu?

Oleh : Tia Handayani

Lebih baru Lebih lama