Kisah Munawir dari Pekerja Serabutan, hingga Sukses Mewujudkan Kuliah di Kampus Favorit

Sosok seorang pemuda asal Brebes kini cukup dikenal sebagai penggerak terbentuknya berbagai forum pemberdayaan pemuda maupun pendidikan.  Dia adalah Muhammad Munawir Lasiyono. Pria kelahiran 20 Maret 1988 ini, warga Desa Terlangu, Jalan Sultan Agung Kecamatan Brebes, Brebes, menjadi salah satu sosok pemuda yang inspiratif.

Pemuda yang kerap disapa Munawir ini, merupakan anak ke 8 dari 10 bersaudara putra Bapak Nuryadin (almarhum), seorang Kyai NU di Desa Terlangu. Munawir saat kecil menempuh pendidikan di SD Negeri 02 Terlangu, Brebes. Ibunya telah wafat sejak beliau kelas 4 SD. Semasa kecilnya, ia sudah terbiasa hidup mandiri dengan pernah berjualan es mambo, bertani nanam bawang merah, timun dan cabe, dan sering diminta untuk adzan di masjid Desa Terlangu Wetan.

Setelah lulus dari SD Negeri  02 Terlangu, ia melanjutkan pendidikannya ke MTS Negeri Model Brebes. Lalu ketika lulus, ia merantau ke Jakarta ikut kakaknya yang bernama Amir dan melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 34 Jakarta Pusat, mengambil jurusan Teknik Elektro, Teknik Instalasi Listrik.

Saat duduk di bangku kelas 1 SMK, ayahnya meninggal dunia. Ketika duduk di  kelas 2 ia mendapatkan beasiswa penuh dari Ibu Hj. Wardjinem, dan kelas 3 mendapatkan beasiswa penuh dari Hj. Rusda. Sedangkan untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari, Munawir sambil jualan koran, buruh cuci, tukang panggul pasar dan ngamen di Jalan Rawamangun dekat dengan kampus UNJ.

Ketika kelas 1 Munawir sudah PKL di PT. Siemens Indonesia Pulomas, dan kelas 2 di beri amanah untuk menjadi ketua Rohis. Saat berada di kelas 3, sebelum ujian nasional dan ujian sekolah, ia mendapat undangan dari Politeknik Universitas Indonesia.

Alhamdulillah-nya ia diterima melalui Jalur Seleksi Prestasi / PMDK di D3, Teknik Elektro Politeknik Universitas Indonesia (Politeknik Negeri Jakarta). Karena menjadi satu satunya siswa yang diterima di Poltek UI, jadi harus mau menerima.  Jika tidak (mundur), maka  sekolahnya akan di coret juga dari daftar undangan, sehingga  ia pun akhirnya dengan senang hati menerimanya.

Ibu Hj. Rusda selaku guru matematikanya ketika di SMK, memberikan beasiswa full untuk kuliah sampai lulus D3. Munawir juga mendapatkan beasiswa Sumit Cahaya dan Women's International Club, untuk melanjutkan kembali S1 Teknik Elektro/ Teknik Listrik di Institut Sains dan Teknologi Nasional.

Tokoh muda dari Brebes ini, menginisiasi adanya Forum Guru Besar dan Dosen Putera Puteri Brebes.  Selain itu, dia juga membentuk Forum Pengusaha Muda Brebes, Jaringan Pengusaha Muda Brebes di 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes, dengan anggota hampir sekitar 1.000 anak muda. Lembaga lain yang dibentuknya adalah Yayasan Rumah Cinta Brebes yang dibina langsung oleh Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, MS. Dr. Maufur, M.Pd. dan Dr. Abdul Aziz, M.Ag. 

Munawir selalu ingat pesan dan wejangan dari almarhum Abahnya, ''Jadi orang pertama harus jujur, ngaji malam, sholat malam, selalu minta sama Allah. Jangan berharap dengan siapapun atau bahkan tergantung ke manusia, nanti kecewa, selalu meminta dan mengadu kepada Allah''. Dengan mengikuti pesan Abahnya, maka ia pun menjalani hidup dengan semangat dan juga turut membawanya pada kesuksesan.

 

Penulis: Muhammad Khanafi

Editor: Anisa Rahma


Lebih baru Lebih lama