Kekurangan Fisik Bukan Halangan, Untuk Tetap Menjalani Hidup


Kita tidak bisa memilih akan seperti apa takdir yang telah digariskan oleh Allah SWT, bagi masing-masing jika ditakdirkan terlahir dalam keadaan sehat tanpa kekurangan satu apapun dan bisa beraktivitas sehari-hari secara normal tentu haruslah banyak bersyukur. Mbah Sugiyem 77 tahun warga RT 02/ RW 11, Desa Bendo Dukuh, Kecamatan Bendosari Sukoharjo, ia kadang sering juga dipangil dengan “Mbokdhe Terunyuk”. Sejak kecil Mbah Sugiyem mengidap penyakit polio, selama hampir 77 tahun juga beliau tidak bisa berdiri dengan tegak. Namun Mbah Sugiyem masih bisa berjalan, walaupun harus dengan berjalan jongkok. Dan meski banyak tetangganya yang kadang suka mengejek, tetapi Mbah Sugiyem ini menyikapinya dengan tabah dan sabar .

Mbah Sugiyem sampai sekarang belum menikah, ia tinggal bersama saudaranya. Aktifitas sehari-hari yang di lakukan beliau yakni dengan berkebun, seperti menanam kacang, dan menyirami tumbuh – tumbuhan yang ada di sekitar rumah. Meski kondisinya demikian, Mbah Sugiyem mengaku selalu bersyukur atas apa yang di berikan oleh Allah SWT. Banyak juga orang-orang yang kadang bersimpati kepadanya dan memberikan sembako ataupun uang.

Kalau dikasih ya di terima, kalau tidak saya juga tidak meminta “ tutur Mbah Sugiyem. Satu bulan sekali, beliau juga mendapat tunjangan bantuan dari pemerintahan. Kelebihan dari  Mbah Sugiyem ini, meski dalam keterbatasan dia masih suka membantu orang lain. Biasanya dengan membantu masak di rumah tetangganya seperti mengupas bawang, memotong cabe dan memarut kelapa. Banyak juga yang bilang kalau Mbah Sugiyem ini gemar memasak makanan, yakni sayur daun singkong. “Daun singkong di tumbuk dulu, dimasak pakai santan dan dikasih bumbu –bumbu nanti makan nya pakek sambel terasi sama ikan asin“ ucapnya.

Mbah Sugiyem ini juga pandai memijat dan mengurut berbagai kalangan usia, dari orang dewasa maupun bayi. Banyak orang yang datang kerumahnya untuk pijat, tetapi beliau tidak meminta imbalan apapun. Ia mengaku membantu dengan ikhlas dan banyak pula yang bilang jika pijetannya Mbah Sugiyem terasa “mantap”. Berbeda dari yang lain, beliau membuat minyak pijatnya dengan ramuan khas tersendiri. “Minyak kayu putih sama bawang merah digeprek, dikasihkan ke perut biar tidak kembung” tutur Mbah Sugiyem. Banyak sekali kekurangan dan kelebihan dari Mbah Sugiyem ini yang dapat kita pelajari .

Mbah Sugiyem rupanya juga tidak pernah meninggalkan ibadah sholatnya, ketika mendengar suara adzan berkumandang beliau langsung bergegas menggambil wudhu dan menunaikan sholat. Bahkan sering juga Mbah Sugiyem berjalan sendiri ke masjid dan memasukaan uang ke dalam infak. Memang tidak mudah berjalan jongkok seperti Mbah Sugiyem ini, pasti akan terasa sangatlah capek dan panas. Tetapi semangatnya tidak pernah luntur untuk menjalankan suatu aktifitas.  

 

Penulis: Novita Anggrahini

Editor: Anisa Rahma

 

Lebih baru Lebih lama