Hijrahnya Preman Solo, Tunjukkan Semua Orang Punya Kesempatan yang Sama untuk Berubah


Sosok pemuda bertato ini kini cukup banyak dikenal oleh sebagian orang karena kisah hijrahnya, yang dulunya terkenal sebagai preman di sekitar Solo, namun sekarang ia telah menjadi seorang pendakwah. Roni Bodax namanya, beliau adalah pemuda kelahiran 26 Maret 1996 yang dulu merupakan preman jalanan, tetapi saat ini telah memilih untuk berhijrah. Roni Bodax cukup terkenal sebagai pendakwah, karena memiliki tato hampir di seluruh tubuhnya.

Roni Bodax memutuskan berhijrah dari preman jalanan di pengaruhi dari beberapa faktor, baik dari keluarga, lingkungan sekitar, dan dirinya sendiri. Beliau mengaku mulai mengenal tato pada usia 15 tahun yang disebabkan karena faktor lingkungan, dari lingkungan lah yang menyebabkan Roni Bodax mengenal tato dan kehidupan itu pula yang menjauhkannya dari agama.

Dulu Roni Bodax terkenal kalau tidak mabuk ya bermain game online. Pernah pada suatu saat, beliau di ajak kenalan dengan anak punk dan akhirnya diajak minum bareng. Sejak kecil ia sudah tinggal di Solo bersama Ibunya, sedangkan Ayahnya berada di Jakarta untuk  mencari nafkah untuk keluarga. Namun pada suatu ketika Roni pernah merasa sangat kesepian di Solo, karena Ibunya mendapat suatu hal yang harus diselesaikan dan perlu pergi ke Jakarta.

Saat Ibunya masih di Jakarta itu, beliau menelpon Roni dan juga memberi pesan “ Ibu bilang ada syaratnya kalau mau pulang ke Solo. Ibu cuma minta mas Roni sholat dan ngaji lagi“ ungkapnya. Begitu mendengarnya Roni langsung menyanggupi permintaan Ibunya tersebut tanpa ragu. Dulu sebetulnya Roni juga sempat menempuh pendidikan di SD Al-Islam 2 Jamsaren Surakarta, Kecamatan Serengan, lalu melanjutkan ke SMP Al Islam 1 Surakarta, Kecamatan Serengan, Kota Solo. Tetapi pada waktu kelas 1 (satu) SMP, Roni mulai mengenal tato.

Ketika kematian ayahnya pun tidak kunjung membuatnya berhenti berbuat maksiat, yang membuat Roni Bodax berhenti berbuat maksiat ialah permintaan  dari sang Ibu yang meminta beliau agar kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan kemaksiatan yang pernah di jalaninya sewaktu masih menjadi preman jalanan. Hingga akhirnya Roni memilih berhijrah pasca sang Ayah meninggal dunia pada tahun 2015 silam. Kala itu Ayahnya meninggal lantaran sakit ketika berada di Jakarta.

Saat hijrah pun Roni Bodax masih mendapat hujatan dan keraguan dari berbagai pihak. Misalnya sampai dikatakan bertato tidak sah untuk sholat dan lain-lain. Namun, menjemput hidayah bagi Roni bagaikan mendapat berlian yang tentu tidak dapat di sia-siakan. Baginya hijrah ibarat seperti mendapat berlian yang harus segera diambil dan tidak bisa dilewatkan.

Kendati berpenampilan demikian, pria yang kini berusia 24 tahun itu tak pernah putus asa untuk selalu menyampaikan ajaran Islam. Roni mengaku kembali belajar mengaji mulai dari Iqra' IV meski usianya sudah dewasa. Meski demikian, Roni Bodax mampu membuktikan dirinya mampu berubah dan kembali ke jalan yang benar.

Kini Roni berdakwah dengan menghampiri preman-preman bertato di tepi jalan. Uniknya,beliau mengajak preman untuk bertaubat dengan cara yang sangat halus. Roni Bodax hanya mengajak para preman untuk menongkrong di depan masjid. Namun lama-kelamaan, juga membuat beberapa preman mulai tertarik untuk salat setiap adzan berkumandang sekalipun tanpa ada ajakan dari Roni Bodax.

 

Penulis: Maulana Ali A.

Editor: Anisa Rahma

Lebih baru Lebih lama