Aquascape adalah sebuah seni mengatur tanaman, batu, kayu, pasir, air, pencahayaan, dan lain sebagainya. Meskipun dengan media yang sama, menggunakan media kaca ataupun acrylic, Aquascape ini berbeda dengan akuarium biasa yang cenderung fokus dengan ikan di dalamnya saja. Aquascape cenderung dengan tumbuhan, sementara ikan hanyalah sebagai pelengkap saja dan bukanlah menjadi hal yang begitu penting. Tidak mudah untuk membuat aquascape, kreatifitas yang tinggi dan juga ketelitian harus diperhatikan.
Ghani Praditia (27), warga Dusun Nayan Rt 1/ Rw 8 Desa Nangsri, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, adalah seorang aquascaper yang sukses dalam usaha aquascapenya. Berawal dari cinta flora dan fauna, pria yang kerap disapa Adit ini mencoba lebih bermain lagi dalam aquascape. Yakni dengan seni mengatur tanaman, air, batu, pasir, karang, kayu dan lainnya, ia mulai sejak 3 tahun terakhir ini. Melihat perkembangan aquascape di masyarakat yang sangat pesat, beliau memanfaatkan sisa ruang di rumahnya untuk membuat toko sederhana pada awal juni 2019. “Berawal dari cinta flora dan fauna, sharing dengan teman-teman sehobi, sedang trending, dan juga support dari keluarga, maka saya bulatkan tekad untuk mendirikan toko ini meski hanya untuk sampingan saja, kerja pokok saya di pabrik” ujar Adit (22/09/2020).
Dengan modal awal sekitar Rp. 700.000 untuk berbelanja batu, pasir, kayu dan juga perlengkapan lainnya. Melihat perkembangan yang mulai bagus, pembelanjaan barang barang bisa mencapai 2 juta rupiah, Ia memasarkan bahan-bahan aquascape melalui media online (WA dan FB) serta juga dari sharing teman ke teman yang saling menginfokan. Memasuki masa pandemi ini penjualannya semakin meroket, karena kebosanan dan kegiatan yang dibatasi. Maka sekarang malah banyak yang berkecimpung dalam aquascape untuk mengisi kegiatan di rumah, sehingga pembelanjaan barang yang di jualnya bisa mencapai 4 juta rupiah. Tokonya kini menyediakan 90% bahan-bahan aquascape. Mulai dari batu, pasir, tank (aquarium), kayu, tumbuhan, ikan, filter dan lain-lain. Kini, Adit mengaku bisa meraup omset hingga 5 juta /bulan.
Meskipun merawat aquascape tidak semudah dengan akuarium biasa, namun minat di masyarakat sangat tinggi karena tak hanya terfokus dengan ikan, tetapi juga lebih terfokus pada tanaman yang ada di air “ Ibaratnya kita menggoreng ayam perpaduan antara bumbu dan penggorengan harus pas. Jika kurang matang tidak enak, jika terlalu gosong tidak enak juga. Jadi kita harus bisa mengomposisikan dengan tepat antara air, pencahayaan, bebatuan, pasir, CO², dan ikan. agar ekosistem di dalam aquacape tetap jalan dengan baik” lanjutnya. Karena jika tidak seimbang, flora dan fauna dalam aquascape akan mati. Sehingga untuk perawatan antar jenis tumbuhan yang berbeda, satu dengan yang lain akan membedakan juga perlakuannya. Seperti ada yang mudah berfotosintetis dalam air dan ada pula yang sulit. Maka dari pengalaman mengolah aquascape itu, minmal harus tau bagaimana karakteristik setiap flora dan fauna yang akan di aplikasikan dalam sebuah aquascape.
Penulis: Faiz Fajar N.
Editor: Anisa Rahma P.